Bersama TNI, Polri, Bupati Musi Rawas Berjibaku Bersihkan Saluran Irigasi

Musi Rawas, jurnalisbengkulu.com- Gerakan Gotong Royong semakin masif dilaksanakan di Kabupaten Musi Rawas, dikoordinir langsung oleh Bupati Musi Rawas, H Hendra Gunawan bersama lebih kurang dari 500 personil yang terdiri dari Petani, Masyarakat, Pegawai Negeri Sipil, Pasukan Oranye dan Hijau, TNI dan Polri berjibaku membersihkan saluran irigasi sekunder di Desa Y Ngadirejo, Kec Tugumulyo sepanjang 3 kilomenter (12/2018).

Baik tanaman pengganggu seperti gulma, eceng gondok, rumput bahkan batang tumbang disingkirkan dari badan irigasi yang menghalangi aliran irigasi di wilayah ini. Kegiatan yang dimulai pukul 06.00 wib ini merupakan kegiatan rutin yang telah dilaksanakan dalam kurun 2 bulan terakhir baik langsung di koordinir oleh Bupati Musi Rawas maupun oleh Camat dan Kades.

Bupati Musi Rawas, H Hendra Gunawan disela-sela kegiatan Gotong Royong menuturkan Gotong Royong ini merupakan salah satu budaya bangsa yang harus dilestarikan.

“Gotong Royong yang merupakan budaya bangsa harusnya kita lestarikan, sebab hal ini sangat bermanfaat untuk pembangunan dan menjaga tali asih serta kekompakan masyarakat. Tanpa adanyanya gotong royong maka semua pekerjaan akan sulit dilaksanakan atau permasalahan akan sulit terselesaikan,” ujar H. Hendra.

Terkait dengan masifnya Aksi Gotong Royong membersihkan saluran Irigasi ini, lanjut Bupati Hendra, sangat perlu dilakukan mengingat permasalahan saluran irigasi ini sudah sangat konflik khususnya permasalahan debid air.

“Dengan melaksanakan gotong royong ini setidaknya satu permasalahan petani dapat terselesaikan yakni air dapat lancar pada saluran irigasi sembari mencari strategi untuk mengatasi permasalahan lainnya,” paparnya.

“ersoalan saluran irigasi ini sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu, setidaknya dimulai saat kepemimpinan Bupati Rajab Semendawai, dimana pada saat itu mulai menjamurnya usaha kolam air deras yang diidentifikasikan dapat mengurangi debid saluran irigasi yang konsep awalnya untuk memenuhi kebutuhan air persawahan,” tambah Bupati.

Saat ini pihaknya terus mengidentifikasi dan mendata permasalahan saluran irigasi ini, sehingga ketika musim kemarau lahan persawahan khususnya di hilir saluran irigasi di Bendung Kelingi (BK) 10 sampai BK16 terkadang sama sekali tidak mendapatkan air. Sehingga petani tidak bisa menanam padi dan pada akhirnya mengalih fungsikan lahan persawahan menjadi palawija.

“Hal ini, dipastikan akan mengurangi produktifitas hasil padi di kabupaten Musi Rawas dan Lumbung Padi yang telah disandang daerah ini menjadi terancam,” lanjutnya.

Untuk itu, seperti yang dikatakan Bupati Musi Rawas hal ini akan dicarikan solusinya tanpa merugikan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap saluran irigasi ini, seperti akan mengundang dan bermusyawarah dengan kelompok tani, pemilik kolam dan instansi terkait lainnya.

“Namun langkah awal saat ini yang dapat dilakukan, yakni dengan terus menggelorakan semangat kebersamaan dengan gotong royong membersihkan saluran irigasi,” katanya.

Diketahui, sumber debid air saluran irigasi ini berasal dari Sungai Kelingi melalui Bendungan Watervang Kota Lubuklinggau yang dibangun pada zaman Kolonial Belanda. Saluran irigasi ini terdapat 16 BK, BK–BK3 berada di wilayah Kota Lubuklinggau dan BK4-BK16 Berada di Kabupaten Musi Rawas. (Herdianto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar