Pemkot Beri Penjelasan Terkait Tuntutan IMM

Bengkulu, jurnalisbengkulu.com – Adanya demo Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bengkulu terhadap Pemkot Bengkulu mengenai persoalan SDN 62 mendapat respon dari Kadis Komunikasi, Informatika dan Persandian (Kominfosan) Kota Bengkulu Medy Pebriansyah. Ia menyampaikan, tuntutan IMM Bengkulu  agar pihak Pemkot mengganti rugi biaya pindah sekolah siswa SDN 62 ke sekolah lain sebenarnya sudah dijelaskan kepada orangtua siswa pada saat pertemuan beberapa waktu yang lalu di Dinas Pendidikan Kota Bengkulu.

“Pemkot melalui Diknas Pendidikan justru memfasilitasi siswa-siswi SDN 62 yang menginginkan pindah sekolah secara gratis. Ini sudah jelas, gratis,” kata Medy. Selain itu, langkah yang telah diambil Pemkot beberapa waktu lalu dengan memindahkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ke SDN 51 dan SDN 59 adalah solusi terbaik di tengah kondisi disegelnya SDN 62 oleh ahli waris.

Bahkan, Pemkot menyediakan Bus Pelajar untuk proses mobilisasi antar jemput siswa SDN 62 yang belajar di SDN 51 dan SDN 59. “Bus pelajar oleh pihak Diknas sementara dihentikan karena memang sebagian orangtua siswa lebih memilih mengantarkan anaknya langsung dari rumah, karena dirasa lebih praktis dibanding harus berangkat bersamaan,” ujar Medy.

Terkait adanya informasi bahwa siswa-siswa SDN 62 yang bersekolah di dua sekolah tersebut saling ejek. Medy menanggapi bahwa itu adalah hal yang lumrah. “Namanya juga siswa SD, tentu mereka butuh beradaptasi. Mungkin sesama siswa saling bercanda,” ujarnya.

Terkait kondisi psikologis siswa, Medy juga mengatakan, Walikota Helmi dan Wawali Dedy Wahyudi sudah pernah mengunjungi dan berinteraksi langsung dengan siswa – siswa SDN 62 di lokasi sekolah sementara. Dari dialog yang ada, terlihat kondisi siswa-siswa itupun tetap senang dan bahagia tidak ada masalah.

“Justru ini kemudian terlihat seperti menjadi masalah ketika siswa siswi SDN 62 ini digerakkan untuk turun ke jalan, melakukan demo dan meminta minta sumbangan,” ujar Medy.

“Apa mungkin siswa SD bisa memesan banner untuk demo, membuat atribut kotak sumbangan dan lain sebagaimananya. Justru yang harus dicari saat ini siapa dalang yang melibatkan siswa siswi ini,” tutupnya. (rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar