Pesan Harian UJH : Kemaruk

Kata kemaruk ini mulanya kemarok. Kemarok menurut bahasanya berasal dari bentuk kata sifat dari Kata kerja Kerok atau mengerok. (biasa juga kita dengar keruk atau mengeruk) aslinya dari bahasa jawa . Dalam Bahasa Indonesia artinya menggaruk. Kalau menurut Istilah Kemarok adalah sifat atau nafsu seseorang yang berlebihan terhadap makanan. Akan tetapi kata ini berkembang dalam penggunaanya hingga di tempelkan pada sifat seseorang yang sudah terlalu terhadap sesuatu.

Saat ini kita sedang dihadapkan pada situasi kemaruk polotik. Sehingga dulu anak SD paham dengan istilah nepotisme. Sekarang sekelas pejabat negara pun linglung dengan kata nepotisme karena kemaruk politik, kekuasaan, harta dan kedudukan. Pemilu yang baru usai kita lihat kepala-kepala daerah yang berhasil dalam kemaruk ini sehingga memposisikan isteri, anak atau menantu dalam posisi tertentu.

Bahkan yang sudah jaya, sudah sukses dan diakui oleh masyarakat umum kesuksesannya terkena sindrom kemaruk ingin mendapatkan yang lebih dari yang didapati selama ini. Lalu, apa pandangan Islam terhadap orang-orang yang kemaruk ini. Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048)

Pagar Dewa, 26042024
Salam Ujh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *