Coba buka sosial media yang ada. TikTok, Instagram, WhatsApp, Facebook dan entah apalagi. Apa isinya tentang paslon kepala daerah? Isinya memilukan dan memalukan.
Buka TikTok paslon A menghina, mengghibah, menghujat paslon B. Paslon B pun demikian. Buka Facebook paslon koar-koar sudah buat ini sudah buat itu. Ujung-ujungnya menyebut paslon B sudah berbuat apa? Paslon B pun balas. Dalam sambutan yang dihadiri oleh masyarakat paslon A tidak malu-malu menghina, menghujat dan mengghibah paslon B lucunya tim yang bersangkutan tepuk tangan dan ketawa dalam forum penuh dosa tersebut. Giliran paslon B tidak kalah serunya pun demikian. Muak melihatnya. Masyarakat jadi eneg dan benci. Tidak satupun paslon yang menawarkan program yang sejuk dan menyenangkan kecuali saling hujat.
Sederhana saja misalnya. Pemanfataan mess pemda Tapak Paderi dengan mewajibkan semua perusahaan besar pertambangan, perkebunan atau tambak harus berkantor cabang di mess pemda. Hasilnya, mess pemda terfungsikan, lapangan pekerjaan terbuka, kuliner di sekitar mess pemda akan hidup. Atau benur misalnya, jika masyarakat tidak diperkenankan menangkap benur mengapa paslon tidak berani menjanjikan akan bekerja sama dengan salah satu universitas fakultas kelautan guna pelatihan penangkaran benur. Potensi jagung luar biasa harga jualnya sudah membantu petani tapi tidak terdengar dari mulut para paslon. Perbaikan infrastruktur jalan disemua kabupaten rusak parah. Mungkinkah kita akan golput karena tidak ada pilihan yang menjanjikan peningkatan kesejahteraan bagi rakyat.
Pagar Dewa, 05092024
Salam Ujh