Bengkulu, JB – Dr Rahimandani resmi memimpin sebagai Ketua Umum Penghurus Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) Provinsi Bengkulu periode 2018-2022. Pelantikan pengurus GABSI Bengkulu berlangsung di Balai Raya Semarak Bengkulu, Senin (11/3/2019) malam.
Hadir dalam pelantikan itu Ketua KONI Bengkulu Mufron Imron, Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Provinsi Bengkulu Gotri Suyanto, Kadispora Provinsi Bengkulu Atisar dan tamu undangan.
Pelantikan Pengurus GABSI berlangsung khidmat dimulai dengan pemanggilan personalia pengurus GABSI Bengkulu untuk kemudian dilantik oleh Ketua Umum Pengurus Besar GABSI, Prof Dr Miranda Goeltom,MBA.
Sementara untuk jajaran pengurus GABSI Bengkulu, nampak wajah-wajah yang tak asing, diantaranya Pihan Pino yang merupakan GM RBTV, Marsal dan sejumlah pimpinan media di Bengkulu.
Rahimandani dalam penyampaiannya mengatakan, Bridge akan menjadi salah satu olahraga yang memasyarakat di Bengkulu.
Bisa dikatakan bridge masih sangat awam di Indonesia, padahal olahraga ini sudah ada sejak cukup lama. Selain itu, olahraga ini juga sudah diatur oleh badan resmi bernama World Bridge Federation (WBF).
Bridge adalah permainan kartu yang mengasah kemampuan otak kita yang memainkannya. Sebenarnya sama seperti catur yang mengandalkan kemampuan otak, bedanya bridge dimainkan secara berpasangan, contohnya tim A melawan tim B.
Dan olahraga ini sudah dimainkan di Inggris sejak abad ke-16 lalu, saat itu tidak ada aturan yang sulit di dalamnya karena ini hanya permainan kartu biasa. Barulah di abad 18 aturan baku untuk bridge muncul.
Meski bukan seperti olahraga pada umumnya, bridge memiliki kejuaraan internasional. Dua diantaranya adalah The WBF Championship dan WBF Online Tournaments. Dan masuknya olahraga ini ke Indonesia juga belum diketahui secara pasti, tapi diperkirakan sekitar tahun 1880 bridge mulai merambah ke tanah air dibawa oleh bangsa Belanda kala itu.
Atas prakarsa Willy Th. Roring seorang perwira TNI AL, ia mendirikan Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) di Surabaya pada 1953 silam. Baru di tahun 1960, Indonesia diterima sebagai anggota dari WBF hingga sekarang.
Secara permainan, bridge menggunakan alat utama berupa satu set kartu yang populer disebut kartu remi. Ada 52 lembar yang terbagi dalam empat warna, dimulai warnah terlemah, Club (C) atau keriting. Kemudian, Diamond (D) atau wajik, Heart (H) hati, dan warna terkuat Spade (S) atau daun.
Masing-masing pemain akan mendapat 13 kartu. Kartu As merupakan nilai paling besar, diikuti King, Quenn, dan Jack. Empat pemain tersebut nantinya akan duduk di arah timur satu tim dengan pemain yang duduk di arah barat.
Intinya dalam bridge ada dua hal, penawaran dan permainan. (Rls]