Menyatukan dua watak yang berbeda dalam berumah tangga bukanlah sesuatu yang mudah. Meskipun sudah sekupu (setara) dalam pendidikan, ekonomi dan budaya, akan tetapi akan akan bertemu dengan banyak perbedaan.
Tatkala mengedepankan ego masing-masing. Rendah dalam toleransi, tinggi dalam menghempaskan emosi. Lemah dalam akhlak dan agama. Maka, peluang menuju kehancuran lebih mudah dan sangat rentan. Apalagi hanya menuntut hak dan tidak mengerti dengan kewajiban.
Dan faktor lainnya yang membuat banyak rumah tangga yang hancur karena suami tidak belajar agama, istri tidak patuh syariat agama. Pentingnya paham menjadi pasangan yang pandai menunaikan hak dan kewajibannya, bukan selalu sibuk menuntut pada masing-masing pasangan.
Allah berpesan dalam Surah An Nahl 97
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Pagar Dewa, 30082023
Salam Ujh
