DPP IKA Faperta Unand dan PMPI Indonesia Launching dan Tanam Bersama Inovasi PaLaBek

 

Pesisir Selatan, Jurnalisbengkulu.com – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Andalas (DPP IKA Faperta Unand) bersama Pemimpin Muda Pertanian Indonesia (PMPI) dan Lembaga Mahasiswa Pertanian secara resmi meluncurkan Program Nagari Model Berbasis Komoditi Unggulan Pertanian Sumatera Barat di Nagari Kubang, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan.

Program ini menjadi tonggak baru dalam pengembangan pertanian terpadu di Sumatera Barat melalui inovasi Sistem Padi Lauk Bebek (PaLaBek), sebuah pendekatan integratif yang mengombinasikan budidaya padi, ikan, dan itik dalam satu lahan. Sistem ini diyakini mampu meningkatkan efisiensi lahan, menekan biaya produksi, serta membuka peluang pendapatan tambahan bagi petani.

Ketua Umum DPP IKA Faperta Unand, Ir. Zola Pandu, menyampaikan bahwa kolaborasi multipihak seperti ini merupakan wujud nyata inovasi pertanian berbasis riset dan pendampingan berkelanjutan.

“Model PaLaBek ini kita jalankan di dua petak sawah sebagai demplot awal dan akan kita pantau hingga panen. Kami ingin menunjukkan bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak besar bagi kesejahteraan petani jika dilakukan bersama,” ujarnya.

Komoditas utama yang dikembangkan adalah padi varietas lokal Sokan Kubang, varietas khas Pesisir Selatan yang dikenal memiliki potensi hasil tinggi dan ketahanan terhadap kondisi lokal. Padi tersebut ditanam menggunakan sistem SRI (System of Rice Intensification). Sebagai pendorong sistem, Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat turut memberikan dukungan berupa 1.000 ekor ikan nila, sedangkan komponen ternak menggunakan itik lokal khas Pesisir Selatan, Itik Lenggok Bayang, ras endemik yang dikenal tangguh di daerah lembap serta memiliki produktivitas telur yang stabil. Penggunaan Itik Lenggok Bayang menjadi simbol pelestarian sumber daya genetik lokal sekaligus penguatan identitas agrikultur nagari.

Ketua Umum Pemimpin Muda Pertanian Indonesia, Arif Zulpriansyah Siregar, menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam sistem pertanian modern.

“Kami ingin menunjukkan bahwa pertanian bisa menjadi sektor yang modern, inovatif, dan menguntungkan bagi generasi muda. Semoga model yang kita buat ini menjadi acuan bagi pengembangan potensi pertanian ke depan. Kami juga sudah menyiapkan formula pendampingan hilirisasi dan teknologi agar menarik serta menjadi jaminan bagi kita, generasi muda pertanian,” sambutnya.

Peluncuran ini merupakan hasil kolaborasi multipihak yang melibatkan alumni, dosen Fakultas Pertanian, mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat tani setempat. Fakultas Pertanian Unand turut berperan dalam aspek riset dan pendampingan lapangan agar program ini tidak hanya menjadi kegiatan tanam semata, tetapi juga menjadi model pembelajaran dan penelitian terapan.

Sementara itu, Winda Purnama Sari, Dosen Muda Fakultas Pertanian Unand yang juga Wakil Ketua PMPI Indonesia Bidang Pengembangan, menyebut bahwa PaLaBek juga memiliki potensi besar sebagai bahan riset.

“Kami ingin menjadikan PaLaBek ini sebagai model pertanian integratif yang tidak hanya diuji coba, tetapi juga dikaji secara akademik agar dapat direplikasi dengan data dan metode yang valid. Kami akan memantau pertumbuhan tanaman, interaksi antarkomponen, hingga kualitas tanah dan air untuk memperoleh hasil yang dapat dikembangkan di daerah lain,” tuturnya.

Dari sisi petani, antusiasme dan optimisme juga sangat terasa. Ketua Gapoktan Ikua Air, Datuk Bakin, menyampaikan bahwa kehadiran program ini membawa semangat baru bagi petani Nagari Kubang.

“Dulu sawah kami hanya untuk padi, sekarang bisa ternak ikan dan itik sekaligus. Kami sangat terbantu dan bangga menjadi lokasi percontohan. Mudah-mudahan hasilnya bagus dan bisa menjadi contoh bagi nagari lain,” ungkapnya.

Peluncuran program ini juga diikuti oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Andalas dan pemuda nagari yang terjun langsung menanam di lahan. Mereka menilai kegiatan ini bukan hanya tentang bertani, tetapi juga belajar, berkolaborasi, dan menumbuhkan kebanggaan terhadap sektor pangan.

“Pertanian ternyata menarik dan menantang. Kami ingin membuktikan bahwa generasi muda juga bisa berperan aktif di sawah dan membawa ide-ide baru,” ujar Febrian Siregar.

Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan riset, program PaLaBek diharapkan menjadi model pengembangan pertanian berkelanjutan yang memperkuat kemandirian pangan, regenerasi pertanian, serta kesejahteraan masyarakat nagari di Sumatera Barat. Acara ditutup dengan seruan bersama yang penuh semangat :

“Komoditi Unggulan untuk Generasi Muda Pertanian!” (AJR)