Kota Bengkulu, jurnalisbengkulu.com – Sebagai pemegang amanah jabatan publik yang harus merespon aspirasi masyarakat Pemerintah Kota Bengkulu tentunya harus mengambil langkah strategis dan taktis menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat.
Salah satunya, Permasalahan Pedagang di Danau Dendam yang viral beberapa hari lalu, dalam video yang berdurasi 7.25 detik yang beredar di jagat sosial media memperlihatkan cekcok mulut antara pedagang di kawasan wisata Danau Dendam Tak Sudah dengan pengunjung.
Merespon peristiwa ini Wakil Walikota Dedy Wahyudi pada Minggu (8/5/2022) langsung berkunjung ke kawasan wisata Danau Dendam untuk menemui pedagang yang viral tersebut.
Dedy Wahyudi pun memberikan nasihat kepada pedagang yang viral untuk bersikap ramah kepada pengunjung, menurutnya, masyarakat luar Kota Bengkulu yang berkunjung ke Danau Dendam perlu merasakan kenyamanan dan keamanan.
“Kita warga Bengkulu harus ramah ya, jangan lagi ya, kasihan orang luar,” nasihat Dedy Wahyudi kepada pedagang viral tersebut.
Beberapa hari kemudian, tim jurnalisbengkulu.com pun berkunjung ke Danau Dendam dan duduk di tempat saat peristiwa itu terjadi. Hal ini untuk melakukan pembuktian seberapa berpengaruh kunjungan Dedy Wahyudi kepada pedagang yang viral di Danau Dendam tersebut.
Tidak berapa lama, pedagang yang viral tersebut menghampiri tim jurnalisbengkulu.com dengan membawa selembar kertas putih.
Pedagang tersebut pun menawarkan makanan dan minuman kepada kami, hanya saja tutur bahasanya sangat berbeda jauh yang ada dalam video viral, terkesan lebih ramah.
“Maaf permisi pak, mau pesan apa,” ucapnya dengan sedikit menebar senyuman.
Dengan perubahan cara dan tutur bahasa pedagang yang viral ini, tentunya terbukti bahwasanya, nasihat Dedy Wahyudi tersebut dapat menciptakan kembali kenyamanan dan keamanan pengunjung wisata di Danau Dendam.
Diketahui, saat ini untuk merespon tidak terulangnya kejadian tersebut Pemerintah Kota telah melakukan rapat dengan Keputusan :
- Pedagang akan diberi edukasi dan pembinaan dalam hal pelayanan wisatawan.
- Harga makanan di kawasan wisata harus seragam dan sesuai standar (masuk akal).
- Kursi dan tenda di pinggir danau akan dipindahkan/bongkar dan akan dibangun fasilitas publik.
- Tidak boleh memaksa berbelanja terhadap wisatawan yang sedang menikmati keindahan Danau.
- Segera dibentuk Pokdarwis dan mencari bapak angkat bagi pedagang.
- Tokoh masyarakat setempat (Lembak) bersama Lurah dan Camat membantu melakukan pendekatan secara persuasif ke pedagang.
“Semoga dengan solusi ini, bisa menyelesaikan “Dendam yang Tak Kesudahan,” ujar Dedy Wahyudi.(m4)