Pemkot Bengkulu Gencarkan Pembentukan Bank Sampah di Setiap Kelurahan

Bank sampah

Bengkulu, Jurnalisbengkulu.com – Pemerintah Kota Bengkulu terus mendorong solusi berkelanjutan untuk persoalan sampah melalui pembentukan bank sampah di setiap kelurahan. Upaya ini sejalan dengan misi Pemkot dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan bernilai ekonomi.

Bank sampah dinilai sebagai solusi efektif dalam pengelolaan sampah rumah tangga karena mengusung prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sistemnya menyerupai layanan perbankan, namun nasabah menyetor sampah yang dapat dijual atau didaur ulang, bukan uang.

Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi menyampaikan bahwa bank sampah memiliki manfaat ganda. Selain menekan jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), juga mampu membuka peluang ekonomi di tengah masyarakat.

“Melalui bank sampah, kita ingin menanamkan kesadaran bahwa sampah bukan hanya limbah, tapi punya nilai guna dan nilai ekonomi. Ini tanggung jawab kita bersama, bukan hanya pemerintah,” ujarnya.

Sebagai langkah nyata, Pemkot menargetkan setiap kelurahan memiliki minimal satu bank sampah aktif. Sejumlah kelurahan telah menindaklanjuti arahan tersebut, baik dengan membentuk bank sampah baru maupun mengaktifkan kembali yang sempat vakum.

Salah satu contoh sukses adalah Bank Sampah di Kelurahan Lempuing, Kecamatan Ratu Agung, yang kini menjadi model pengelolaan sampah berbasis komunitas di Kota Bengkulu.

Sementara itu, Kelurahan Sidomulyo juga baru saja meresmikan bank sampahnya. Diresmikan langsung oleh Wakil Wali Kota Ronny PL Tobing, bank sampah ini langsung menarik minat puluhan warga untuk bergabung sebagai nasabah, meskipun usianya masih seumur jagung.

“Ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah semakin tinggi. Kita optimis bank sampah akan menjadi gerakan massal di seluruh Kota Bengkulu,” kata Ronny.

Wali Kota Dedy Wahyudi juga mengajak masyarakat untuk memulai dari rumah dengan memilah sampah sesuai jenisnya plastik, organik, anorganik, dan sampah basah. Ia menekankan bahwa sampah organik pun bisa diolah menjadi kompos atau pupuk.

Dengan gerakan bank sampah di tingkat kelurahan, Pemkot berharap persoalan sampah dapat ditangani secara lebih sistematis, partisipatif, dan berkelanjutan. Selain mengurangi beban TPA, juga meningkatkan kualitas hidup warga melalui lingkungan yang lebih bersih dan sehat. (M25)