Bengkulu, jurnalisbengkulu.com – Ajang Malam Anugerah Desa Wisata 2025 yang digelar di Balai Semarak pada Rabu (19/11) tidak hanya menjadi panggung penghargaan, tetapi juga momentum penting bagi Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk menegaskan arah pembangunan pariwisata berbasis desa.
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menekankan bahwa pengembangan pariwisata tidak boleh berhenti pada kompetisi atau penghargaan semata. Ia mendorong agar desa wisata terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan, terutama dalam membangun budaya keramahan dan kenyamanan.
“Pembangunan fisik itu penting, tapi yang utama adalah karakter pelayanan. Wisatawan harus merasa disambut, dihargai, dan dipermudah,” ujar Gubernur Helmi dalam sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Helmi juga memberikan arahan agar hadiah lomba desa wisata di masa mendatang disesuaikan dengan kebutuhan riil masyarakat. Menurutnya, dukungan berupa fasilitas publik seperti akses jalan, transportasi, atau sarana kesehatan akan memberikan dampak yang lebih besar bagi keberlanjutan desa wisata.
“Lebih baik hadiahnya dalam bentuk pembangunan yang benar-benar dibutuhkan warga, seperti jalan, ambulans, dan fasilitas desa lainnya,
Tahun ini, desa-desa wisata dari berbagai kabupaten/kota di Bengkulu menunjukkan persaingan yang ketat. Di kategori Kelembagaan Desa Wisata, Desa Kunkai Baru (Seluma) keluar sebagai Terbaik I, diikuti Desa Hutan Mangrove 212 (Kota Bengkulu) sebagai Terbaik II, dan Desa Maju Makmur (Mukomuko) sebagai Terbaik III. Desa Cawang Lama (Rejang Lebong) meraih penghargaan Favorit.
Untuk kategori Daya Tarik Wisata, Terbaik I diraih Desa Air Bening (Rejang Lebong), disusul Desa Pasar Pedati (Bengkulu Tengah) dan Desa Lubuk Sahung (Bengkulu Utara).
Sementara itu, kategori Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) diberikan kepada Rumah Makan Pindang 77 dan Hotel Two K Azana atas komitmen menyediakan layanan ramah wisatawan muslim.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Murlin Hanizar, menjelaskan bahwa lomba tahun ini melibatkan 16 desa wisata yang telah melalui proses penilaian sejak September. Ia berharap kompetisi ini menjadi motivasi untuk meningkatkan standar pengelolaan desa wisata, baik dari sisi atraksi, layanan, maupun manajemen.
“Ini bukan hanya tentang siapa yang terbaik, tetapi bagaimana semua desa wisata terus berbenah agar ,” ungkapnya.
Melalui acara ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu menegaskan kembali komitmennya dalam membangun desa wisata yang berdaya saing, tidak hanya melalui pembangunan fisik, tetapi juga peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan.
Anugerah Desa Wisata 2025 menjadi salah satu tonggak penting dalam memperkuat ekosistem pariwisata yang inklusif dan berbasis masyarakat di Bengkulu. (M25)







