Rejang Lebong, jurnalisbengkulu.com – Reza, seorang pelajar di salah satu SMKN Rejang Lebong saat bermain di pinggir sawah di Rimbo Recap dekat Kuala Tripa, kecamatan Curup Selatan, sekelompok pemuda menghadang dan akhirnya terlibat dalam perkelahian. Melibatkan warga sekitar yang turut menyaksikan kejadian itu, pemuda tersebut akhirnya melarikan diri.
Perkelahian kedua terjadi di simpang Rimbo Recap pada hari yang sama, di mana terjadi dua kali bacokan di punggung Reza. Kejadian ini terjadi pada sore hari Sabtu, 21 September 2024, namun hingga saat ini, kasus ini masih belum terselesaikan.
Keesokan harinya, dilakukan mediasi di rumah PJ salah satu warga Desa Duku Ulu. Hadir dalam mediasi tersebut antara lain: Kepala Desa Pahlawan, Kades Batu Panco, Kades Turan Baru, Kades Duku Ulu, Ketua BPD Duku Ulu, serta beberapa warga setempat.
Sekitar pukul 10.00 siang, akhirnya tercapai kata sepakat dari perwakilan pelaku yang hadir, yang menyatakan siap bertanggung jawab atas seluruh biaya pengobatan korban. Namun, biaya tersebut harus didukung dengan kwitansi serta disaksikan oleh Kepala Desa yang turut hadir waktu itu.
Dikarenakan tidak terpenuhinya kesepakatan pertama, dilakukan mediasi kedua di rumah Kades Duku Ulu. Pelaku hanya membawa uang sebesar Rp. 25.000.000,- dan dibuatkan surat pernyataan lagi yang disaksikan oleh Riko dari Polres dan Candra dari SPN.
Setelah terjadi ketidaksesuaian dengan kesepakatan kedua, pihak korban melaporkan kasus ini ke polres Rejang Lebong dengan nomor surat tanda penerimaan laporan: STTLP/B/194/1X/2024/SPKT/POLRES REJANG LEBONG/POLDA BENGKULU. Kemudian, mediasi dilakukan di polres antara kedua belah pihak, namun belum tercapai penyelesaian hingga saat ini.
Dikatakan Ropi selaku orang tua Reza, saat ini, kasus ini telah dilimpahkan ke kejaksaan Rejang Lebong. Namun sebagai orang tua korban merasa sangat kecewa karena para pelaku, yaitu TY dari Desa Turan Baru, DM dari Desa Pungguk Lalang, PD dari Desa Batu Panco, dan ZK dari Desa Pahlawan, masih belum diproses dan masih belum ditangkap.
“Sebagai orang tua korban, saya merasa sangat terpukul. Anak saya masih terbaring tak berdaya, tidak mampu bergerak bahkan untuk duduk sekalipun. Proses buang air kecil pun harus menggunakan selang. Mulai dari pusat tubuh hingga telapak kakinya tak mampu bergerak. Rumah pun terpaksa terjual,” ujar Ropi.
Ropi mengaku telah mengeluarkan uang sebesar Rp. 107.000.000,- untuk biaya pengobatan di Rumah Sakit Rejang Lebong dan Rumah Sakit Padang. “Saya berjuang keras untuk kesembuhan putra saya, namun hingga kini, masih belum ada kejelasan,” ujar Ropi menangis.
Reporter : Salman