Bengkulu, jurnalisbengkulu.com – Mayoritas masyarakat Provinsi Bengkulu berpenghasilan dari perkebunan dan perikanan. Dengan letak geografis Bengkulu di kawasan pesisir barat menjadikan perkebunan sawit yang berlimpah sebagai mata pencarian masyarakat.
Namun perkebunan sawit yang berlimpah ini juga tidak dapat mendorong perekonomian petani sawit meningkat, dikarenakan harga jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang saat ini mengalami ketidakstabilan harga di pasaran yang disebabkan turunnya harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di pasar global.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu, Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Muko Muko, H. Fitri, SE., mengatakan kestabilan harga TBS kelapa sawit saat ini berpengaruh pada harga di Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
“Sebenarnya PKS-PKS itu yang menentukan harga. Kalau ada tekanan dari pemerintah tidak etis itu, dan masyarakat biasanya sangat kecewa,,” ujar Fitri, Rabu (07/06/2023).
Seperti diketahui, untuk saat ini dalam penetapan harga TBS kelapa sawit ditentukan berdasarkan rapat bersama yang difasilitasi oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu setiap dua minggu sekali. (Adv)