Seribu Lilin di Tugu Kopi, Warga Kepahiang Gelar Aksi Damai Penuh Makna

Seribu Lilin di Tugu Kopi

Kepahiang, Jurnalisbengkulu.com – Cahaya seribu lilin menerangi Tugu Kopi Kepahiang pada Senin malam (1/9), saat Forum Mahasiswa Kepahiang (FOMAK) bersama pelajar dan masyarakat menggelar aksi damai.

Aksi ini menjadi simbol doa, solidaritas, dan harapan bagi rakyat Indonesia, sekaligus wujud belasungkawa atas korban yang terdampak demonstrasi di sejumlah daerah.

Dalam keheningan malam, peserta aksi mengenakan pita biru di lengan kiri sebagai tanda identitas dan solidaritas. Nyala lilin yang berjajar rapi menciptakan suasana syahdu, mengikat rasa kebersamaan antarwarga yang hadir.Koordinator aksi, Sandes Saputra, menegaskan bahwa seribu lilin bukan sekadar simbol, tetapi pesan kuat tentang kemanusiaan.

“Dengan hidupnya lilin adalah hidupnya rasa kemanusiaan rakyat Indonesia. Dari Kepahiang, kami sampaikan dukungan penuh terhadap aspirasi rakyat Indonesia di manapun berada,” ujarnya.

Selain doa dan solidaritas, massa aksi juga menyampaikan 13 tuntutan yang terdiri atas enam isu nasional dan tujuh isu lokal. Namun, lebih dari sekadar daftar tuntutan, aksi damai seribu lilin ini memancarkan semangat persatuan dan kepedulian sosial.

Aksi berlangsung tertib, tanpa kericuhan, dan justru menghadirkan ruang dialog. Perwakilan DPRD Kepahiang turut hadir menyapa massa serta menerima aspirasi yang disampaikan. Kehadiran tersebut semakin menguatkan makna aksi sebagai contoh nyata bagaimana demokrasi bisa berjalan dengan damai.

Bagi peserta, malam itu menjadi peristiwa bersejarah: lilin yang menyala bukan hanya cahaya, tetapi doa, harapan, dan tekad bersama untuk membangun Kepahiang dan Indonesia yang lebih baik. (M25)