Sosialisasi TNKS: Dorong Kemitraan Konservasi dengan Masyarakat Desa Kayu Manis kec selupuh rejang

Kegiatan sosialisasi penanganan konflik kawasan dengan masyarakat Desa Kayu Manis

 

Rejang Lebong, Jurnalisbengkulu.com – Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) melalui Kepala Seksi Wilayah VI Bengkulu, Nurhamidi, menggelar kegiatan sosialisasi penanganan konflik kawasan dengan masyarakat Desa Kayu Manis. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait status kawasan TNKS sekaligus membuka peluang kemitraan konservasi bagi masyarakat yang terlanjur membuka lahan di dalam kawasan.

Dalam pemaparannya, Nurhamidi menegaskan bahwa TNKS tetap berkomitmen untuk menjaga kelestarian kawasan, namun juga memahami kondisi sosial ekonomi masyarakat yang telah lama bermukim dan memanfaatkan lahan. Oleh karena itu, skema Kemitraan Konservasi menjadi alternatif solusi yang memungkinkan masyarakat tetap mendapatkan manfaat ekonomi tanpa merusak fungsi ekologis taman nasional.

 “Kemitraan konservasi bukan berarti masyarakat bebas mengelola kawasan seenaknya. Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi, mulai dari pengajuan proposal, pembentukan kelompok tani hutan, hingga kesediaan mengikuti pembinaan dan pengawasan dari pihak TNKS,” jelas Nurhamidi dalam acara tersebut.

Syarat-syarat tersebut, menurut Nurhamidi, bertujuan agar kegiatan masyarakat tetap sejalan dengan prinsip-prinsip konservasi dan tidak memperparah kerusakan lingkungan.

Sementara itu, Kepala Desa Kayu Manis, Waluyo, menyambut baik inisiatif dari pihak TNKS dan berharap kemitraan ini benar-benar bisa menjadi solusi terbaik untuk masyarakat dan Waluyo menyatakan bahwa banyak warga luar dari desanya yang telah membuka lahan tnks tersebut warga desa kayu manis hanya beberapa orang saja , dan harapan kades Waluyo kepada pihak tnks untuk mendata ulang mana yang warga desa kayu manis mana yang dari desa luar supaya ada rasa kerja sama antara masyarakat desa kayu manis dengan pihak tnks untuk menjadi kemitraan yang berkelanjutan

“Harapan kami, masyarakat bisa hidup nyaman, sejahtera, dan tidak terus-menerus dihantui persoalan hukum karena berada di kawasan TNKS. Kami ingin bekerja sama, bukan melawan. Selama ada niat baik dari kedua pihak, kami yakin kemitraan ini bisa terwujud,” ujar Waluyo.

Kegiatan sosialisasi ini ditutup dengan dialog terbuka antara pihak TNKS dan masyarakat, di mana sejumlah warga menyampaikan aspirasi serta kekhawatiran mereka terkait nasib lahan yang telah lama digarap.

Ke depan, TNKS akan terus melakukan pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat untuk memastikan proses kemitraan berjalan sesuai regulasi serta membawa manfaat bagi semua pihak.

 

Reporter Amin G, Hendri G