Usin Sembiring Dituding Ikut Demo, Ini Kronologis Lengkapnya

Bengkulu, jurnalisbengkulu.com – Ditudingnya Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring SH MH ikut demo bersama mahasiswa menjadi viral di Media Sosial. Diketahui demo tersebut terjadi pada hari Rabu, 28 Mei 2025 sekitar pukul 10.00 WIB.

Tentunya, pernyataan tersebut membuat Usin Abdisyah Putra Sembiring SH MH yang juga Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bengkulu ini memberikan klarifikasi lengkap kejadian.

Berikut Kronologis yang dijelaskan Usin Abdisyah Putra Sembiring SH MH kepada jurnalisbengkulu.com :

“Hari Rabu, tanggal 28 Mei 2025
Pukul 10.00 WIB, aya ditelpon ajudan Ketua DPRD Provinsi Bengkulu untuk dapat ke kantor dan akan ada menerima demonstrasi mahasiswa, meminta saya bersama wakil ketua yang ada dan Anggota DPRD lainnya bisa menerima mahasiswa hearing di kantor DPRD Provinsi Bengkulu pukul 13.00 WIB. saya sampaikan kalau jam itu ada agenda rapat komisi IV dengan Mitra Dinas Kesehatan Provinsi, (Silahkan konfirmasi dengan Ketua DPRD jika diperlukan).

Pukul 12.06 WIB Pak Kapolresta menghubungi saya, menanyakan Posisi saya saat itu dimana dan saya jawab masih dirumah. Pak Kapolresta memberitahukan akan ada mahasiswa demo ke kantor DPRD Provinsi Bengkulu dan sudah menghubungi pimpinan DPRD, meminta saya juga ikut menerima perwakilan mahasiswa.
saya menanyakan tuntutannya apa pak ? Kapolresta menjelaskan isyu terkait pengerukan Pulau Baai, BBM dan Pajak.

Saya jawab pukul 13.00 WIB saya ada dikantor pak, karena ada jadwal bersama anggota Komisi 4 rapat mitra dengan Dinkes, Disnakertrans pak. tapi kalo memang diperlukan pada prinsipnya saya siap, saya belum tau siapa saja anggota DPRD yang ada di kantor, nanti saya coba koordinasi dengan kawan-kawan. Pak Kapolresta menyampaikan “terima kasih, nanti Pak Wakapolres beserta teman-teman Polres akan jembatani di lapangan, karena saya sedang mendampingi komisi 3 DPR RI”. Saya jawab OK pak.
(Silahkan konfirmasi dengan pak Kapolres Kombes Sudarno jika diperlukan)

Kemudian pada pukul 12.55 WIB
saya sampai di Kantor DPRD dan telah ada perwakilan dari Dinkes yang akan rapat dengan Komisi 4 DPRD Provinsi Bengkulu. Setelah saya sampai di ruangan komisi 4, hadirlah Waka 3 dan Pak Wakapolresta bersama Sekwan ke ruangan saya. Wakapolres menyampaikan kepada kami didalam ruangan tersebut bahwa Mahasiswa Perwakilan dari OKP PMII jumlah kurang lebih 100 orang hadir Demonstrasi dengan rencana ke kantor DPRD terlebih dahulu, lalu ke Kantor Gubernur dan mohon bisa diterima. Saya menyampaikan, iya tadi pak Kapolresta juga menginformasikan, kita terima saja perwakilan 10 orang di ruangan, saya meminta pak sekwan dan staff komisi untuk menyiapkan ruang rapat pimpinan kita terima perwakilan.
Pak waka 3 juga setuju dan meminta Sekwan menghubungi staff untuk menyiapkan.

Namun pak Wakapolresta menyampaikan, dari pihak gubernur menurut informasi dari kantor Gubernur bahwa Gubernur bisa menerima mahasiswa bersama DPRD.
(Silahkan konfirmasi dengan pak Wakapolresta Bengkulu, Pak Agus Waka 3 DPRD Prov Bengkulu, Pak Mustarani Sekwan DPRD Prov Bengkulu jika diperlukan)

13.40 WIB, Mendengar keterangan dari Wakapolresta bahwa infonya Gubernur siap menerima, saya WA ke Helmi Pak Gubernur dengan kalimat :
“Bro, mahasiwa yang demo ke DPRD sudah itu ke Pemprov, info yang ke Kapolres katanya kami terima dulu nanti bersama2 ke pemda. apa betul awak terima ? biar kita sama2. Chat wa saya koordinasi ini belum dibalas. (Silahkan konfirmasi dengan pak Gubernur jika diperlukan)

Sambil menunggu koordinasi dengan aparat, saya meminta anggota komisi 4 yang sudah hadir di kantor untuk bertemu di ruangan saya, lalu hadir Ibu Sri Astuti, Pak Berlian Utama Harta, Pak Nur Ali, Ibu Zulasmi Oktarina. setelah berkumpul diruangan, kembali pak wakapolres menyampaikan kalo bisa anggota dprd yang ada menerima mahasiswa berdialog.

Saat ngobrol itu, di depan kami, pak Sekwan menerima telpon dari pak Gubernur. Setelah menutup telpon pak Sekwan menyampaikan pak Gubernur saat ini sedang menuju Kabupaten Rejang Lebong yang menerima kalo tidak halangan pak wagub atau pak sekda.

Dari Informasi ini, Waka 3 Agus Riyadi bertanya ke pak wakapolres, coba dikoordinasikan kembali apakah bisa dipastikan siapa yang menerima para mahasiswa.

Dari Permintaan waka 3, Pak Wakapolres menelpon anggotanya dan menanyakan siapa yang dipastikan menerima mahasiswa. Lalu Wakapolres menyampaikan, yang menerima dari pemda pak sekda.
(Silahkan konfirmasi dengan nama-nama yang saya sebutkan jika diperlukan)

Pukul 13.58 WIB
Dari 2 Informasi dari Sekwan dan Wakapolres ini, untuk memastikan apakah benar pak sekda akan menerima dan berdialog bersama dengan anggota DPRD, lalu saya chat pak sekda Herwan Antoni dengan isi :
“Pendemo dari DPRD ndak ke kantor pemda ngajak kami, apa pak wagub atau kando bisa temui ? “

Pukul 14.07 WIB
dari chat saya itu, pak sekda telpon saya dan menyampaikan “sayo masih dijalan mau ke kantor dindo, kalo lah sampai sayo kabari”.
(Silahkan konfirmasi dengan pak Sekda Herwan Antoni jika diperlukan)

Pukul 14.15 WIB
Pak wakapolres memastikan diluar kondusif dan menginformasikan kepada kami bisa menerima mahasiswa yang demo di depan gerbang kantor DPRD. Lalu pak waka 3 didampingi anggota DPRD antara lain : Usin, Sri Astuti, Nurali, Zulasmi Oktarina, Berlian keluar dari ruangan komisi, di hadapan kami ada ruang komisi 1 dan saat itu ada pak Susman Hadi kami ajak juga menemui mahasiswa keluar dan didampingi sekwan, wakapolres dan tim APH serta Staff DPRD.

Saat itu saya menyampaikan ke staff, tolong pesankan dari Pihak Dinas Kesehatan jangan pulang dulu dan Disnakertrans untuk menunggu, rapat tetap dimulai setelah kami menerima mahasiswa demo.

Saat bertemu menerima mahasiswa di depan gerbang kantor DPRD, para korlap perwakilan mahasiswa meminta wakapolres untuk menyampaikan kepada kami anggota DPRD bisa menerima mahasiswa di halaman kantor gubernur, karena mereka meminta bertemu DPRD bersama gubernur. Lalu Wakapolresta dan beberapa aparat menyampaikan keinginan mahasiswa untuk ke kantor gubernur dan menerima massa mahasiswa di depan kantor gubernur bersama pak wakil gubernur ataupun pak sekda.Karena koordinasi tersebut, beberapa mahasiswa berteriak ayo jalan kaki saja ke kantor gubernur, dan kami berjalan kaki menuju kantor gubernur.

Sampai di kantor gubernur, mahawasiswa meminta perkenalkan diri siapa saja yang menerima mereka dari DPRD, dan posisi kami berhadapan menerima mahasiswa memperkenalkan diri satu persatu yang hadir menerima mahasiswa, setelah itu mahasiswa meminta tim negosiator dari polres untuk meminta pak gubernur bisa menerima mereka dan berorasi di depan.

Karena informasi pak gubernur tidak ada, waka 3 mencoba bertemu dengan pak sekda yang sudah berada di depan pagar kantor gubernur, lalu mengajak perwakilan mahasiswa untuk mediasi bahwa sekda dapat menerima bersama DPRD, namun mahasiswa menolak, dan menyatakan harus ketemu gubernur untuk mendapatkan penjelasan berkenaan dengan Antrian BBM, Pelabuhan Pulau Baay dan Pajak.

Karena terlalu lama negosiasi, maka kami dari anggota DPRD menyampaikan kepada salah satu korlap mahasiswa saat itu, kami kembali ke kantor DPRD ada menerima agenda lainnya sambil menunggu kepastian apakah gubernur atau perwakilan dari Pemda Provinsi bisa menerima dan Mahasiswa sepakat dialog, dapat mengabari kami dan kami siap hadir kembali ke kantor gubernur.

Dengan komitmen itu, para mahasiswa meminta salah satu dari anggota DPRD menyampaikan atas tuntutan dan bersedia menandatangani statmen tuntutan mahasiswa, maka saya diminta pak Waka 3 menyampaikannya mewakil para anggota DPRD Provinsi yang hadir disana beberapa jawaban atas point tuntutan mahasiswa, yakni :

Pertama, Terkait alur pulau baay telah dilaksanakan pengerukan dan kemarin sudah ditinjau oleh wakil presiden,

Kedua, terkait BBM juga wapres sudah memerintahkan untuk mengerahkan BBM secara maksimal agar tidak antri, saya pun menyampaikan telah memberikan solusi kepada pertamina menambah angkutan tangki bbm untuk mempercepat, mudah-mudahan 3 hari berkurang antrian BBM.

Ketiga, terkait pajak, DPRD telah mengagendakan dalam bamus untuk revisi pajak sesuai usulan gubernur dan disepakati untuk merevisi perda pajak dan retribusi daerah.

Setelah itu kami pulang dan kembali berjalan kaki ke kantor DPRD untuk melanjutkan agenda menerima rapat mitra Komisi 4 DPRD yakni Dinaas Kesehatan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sampai Pukul 19.30 WIB.

Lalu, kronologis ini dimana dasarnya kami dituding “saya ikut Demo” ?
sedangkan posisi kami menerima demo mahasiswa dan kenapa semua yang ada di depan kantor gubernur anggota DPRD dari Komisi 4 ? itu karena kebetulan agenda rapat Komisi 4 DPRD Provinsi dengan Mitra Kerja sudah terjadwal didalam Bammus DPRD dan sebelum ada rencana aksi mahasiswa PMII tersebut.

Apakah menerima demo bisa diartikan ikut demo ?

Bagaimana menurut teman-teman selayaknya anggota DPRD yang wakil rakyat tidak menerima demo mahasiswa atau siapapun ke kantor DPRD atau meminta hadir di kantor gubernur menolak ???

Saya pastikan Selama Periode 2019-2024 dan Periode sekarang, sebagai anggota DPRD Provinsi Bengkulu jika saya ada di kantor DPRD akan menerima demonstrasi mahasiswa ataupun masyarakat yang mau keluar gerbang pagar menerima mahasiswa dijalanan”

Demikian kronologis kejadian yang dijelaskan secara lengkap oleh Ketua Komisi IV Usin Abdisyah Putra Sembiring SH MH yang diterima jurnalisbengkulu.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (10/6/2025).(M25)