Wali Kota Lubuk Linggau Ikuti Rakor Bersama Kemendagri Bahas MBG dan Penanganan TB

Wali Kota Lubuk Linggau Ikuti Rakor Bersama Kemendagri Bahas MBG dan Penanganan TB

 

Lubuklinggau, Jurnalisbengkulu.com – Wali Kota Lubuk Linggau, H. Rachmat Hidayat, mengikuti rapat koordinasi (Rakor) dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan percepatan penanganan Tuberkulosis (TB). Kegiatan tersebut berlangsung secara virtual melalui zoom meeting di Command Center Pemkot Lubuk Linggau, Senin (29/9/2025).

 

Rakor dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri, M. Tito Karnavian. Ia menekankan pentingnya peran kepala daerah dalam menyukseskan program MBG sekaligus mempercepat penanganan TB.

 

“Kepala daerah adalah ujung tombak. Mereka harus mencari strategi yang tepat, membentuk satgas, serta melaporkan perkembangan setiap bulan. Tujuan kita adalah melindungi anak-anak penerima manfaat MBG sekaligus mengaktifkan tim daerah dalam mengatasi masalah TB,” tegas Tito.

 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, turut menambahkan agar pemerintah daerah mempercepat penemuan kasus TB, meningkatkan keberhasilan pengobatan, mencegah penularan, serta memperkuat sinergi lintas sektor.

 

“Daerah harus meningkatkan komitmen, menerapkan strategi screening berjenjang, serta memperkuat koordinasi baik secara horizontal maupun vertikal dalam penanggulangan TB,” jelasnya.

 

Sementara itu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini menempati peringkat kedua dunia dalam jumlah kasus TBC. Ia menekankan empat indikator utama program penanganan TB, yakni penemuan kasus, inisiasi pengobatan, keberhasilan pengobatan, serta pemberian terapi pencegahan TB.

 

“Target nasional tahun 2025 adalah penemuan 90 persen kasus, namun saat ini baru tercapai 55 persen. Sedangkan keberhasilan pengobatan masih berada di angka 90 persen dari target 95 persen,” terang Menkes.

 

Terkait program MBG, Budi mengingatkan pentingnya pengawasan mulai dari tahap pemasakan hingga distribusi makanan. Ia juga menekankan perlunya deteksi dini keracunan dengan metode pengecekan bau, rasa, dan warna makanan.

 

 “Penyebab keracunan pangan umumnya berasal dari bakteri, virus, maupun zat kimia. Pihak sekolah melalui UKS juga perlu rutin memantau berat dan tinggi badan anak agar efektivitas program MBG dapat terukur sekaligus membantu penanganan stunting,” tambahnya.

 

Selain itu, daerah juga diminta membentuk gugus tugas cepat tanggap penanganan keracunan serta melakukan pemeriksaan keamanan makanan sebelum dibagikan kepada siswa.

 

Dari Pemkot Lubuk Linggau, hadir mendampingi Wali Kota, Plt Kepala Dinas Kesehatan Erwin Armeidi, serta Kepala Disdikbud Firdaus Abky. (Hrd)