Menjadi seorang mahasiswa terkadang memang membanggakan, ketika melihat beberapa teman sebaya yang tidak dapat merasakannya dikarenakan banyaknya faktor. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan juga selalu menjadi pertimbangan utama. Tetapi tidak hanya itu, persiapan fisik dan mental juga tidak boleh lepas dari pandangan. Terlebih menjadi mahasiswa dan menjadi perantau. Lantas bagaimana suka dukanya menjadi mahasiswa perantau?
Ya, tidak sedikit anak muda yang rela meninggalkan kampung halaman demi dapat mengenyam perkuliahan di universitas yang menjadi idaman. Untuk pertama kalinya jauh dari orang tua dan keluarga, hidup sebatang kara di kota dan tinggal kontrakan dengan tetangga kiri kanan yang tidak tau asal usulnya. Bagaimana rasanya malam pertama di kost-an, dan sendirian? Tidak sedikit yang menghabiskan malamnya dengan ditemani linangan air mata.
Kesepian, selalu jadi jawaban ketika diberi pertanyaan “Bagaimana rasanya?” di satu dua bulan pertama. Menjadi mahasiswa perantau tidaklah segampang dan semenyenangkan yang dibayangkan, dituntut mandiri, menyelesaikan masalah sendiri dan bertanggung jawab penuh atas diri sendiri. Pusing, demam dan masuk angin yang kerap bersilaturahmi ke tubuh ini, sebisa mungkin untuk diobati sendiri.
“Makan apa hari ini?’ adalah pertanyaan rutin disetiap pagi, ternyata menentukan menu apa yang akan dimakan hari ini juga tidak segampang yang bayangkan.
Menjadi mahasiswa memang asyik, bertemu dengan banyak orang, memiliki banyak teman dari berbagai daerah dengan karakter berbeda-beda yang belum pernah ditemui sebelumnya. Bertukar pengalaman, berdiskusi tentang banyak hal, kadang kala juga saling menguatkan untuk dapat bertahan menyelesaikan pendidikan.
Permasalahan-permasalahan di bangku kuliah ternyata memang menguji kewarasan dan membentuk kedewasaan. Tugas dari dosen yang tidak jarang menguji kesabaran dan nilai yang dikeluarkan terkadang tidak sejalan dengan usaha yang telah dilakukan. Katanya tidak ada hasil yang menghianati usaha, tetapi entahlah.
Riang, dikala kesana kemari menjelajah hal baru bersama teman-teman. Mengunjungi tempat baru, mencoba menu makanan baru, menonton film terbaru adalah hal-hal yang kerap dilakukan disela-sela padatnya jadwal kuliah dan penatnya mengerjakan tugas. Ya, dapat dikatakan mencari angin segar di ujung minggu, menyenangkan sekali. Meskipun ketika pulang ke kost-an rasa rindu akan kampung halaman dan orang-orang tersayang kembali datang, yang terkadang membuat air mata kembali berlinang.
Tidak sebatas itu, masih banyak dan beragam suka duka menjadi mahasiswa perantau. Tetapi yang perlu ditegaskan dan harus selalu diingat adalah nasib seseorang tidak akan pernah berubah jika orang tersebut tidak merubahnya. Suka duka akan selalu ada dalam setiap pilihan hidup, dan masalah akan selalu ada dalam perjalanan hidup. Semua kembali kediri kita bagaimana menyikapi dan menghadapinya. Teruntuk semua perantau, senyum orang-orang tersayang di kampung halaman akan menjadi bayaran atas setiap air mata dan keringat yang dikeluarkan.
Penulis
Nama : Dwi Ningtyas Arum Pertiwi
NPM : D1C020028
Program Studi Jurnalistik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik