Kampus, Katanya Aman Tapi Kok Kecolongan!

Oleh : Merta Edya Pisca (D1C020010)

Aksi pencurian dalam kampus rasanya makin menggila. Motor raib, loker penyimpanan pribadi di perpustakaan dibobol. Ini kampus atau kampung maling? Sudah waktunya kita nyalakan tanda bahaya lebih kencang.

Kehilangan suatu harta benda adalah hal yang paling membuat kita sedih sekaligus kesal dengan keadaan, lalu apa jadinya jika hal tersebut justru terjadi didalam perpustakaan sebuah Universitas besar yang seharusnya soal keamanan tidak perlu diragukan, tetapi disini justru sebaliknya.

Kalau bicara tentang keamanan di Universitas Bengkulu sepertinya tidak akan ada habisnya, baru saja beberapa waktu lalu ada mahasiswa yang mengeluhkan kehilangan motor didalam kampus dan sekarang beberapa mahasiswa kembali kehilangan dompet dan uang yang disimpan dalam loker perpustakaan, entah apa dan bagaimana sebenarnya sistem keamanan dikampus ini, mengapa sepertinya tidak mendapat perhatian lebih dari para petinggi kampus, kadang memang suka aneh setiap ke perpustakaan ini melihat ada loker tempat penyimpanan barang tapi tidak ada kunci lokernya, apakah sengaja atau waktu pemasangan loker tersebut stok untuk kuncinya habis, tidak masuk akal.

Kampus yang seharusnya menjadi tempat aman bagi para mahasiswa nya, disini justru menjadi tempat mahasiswa terus merasa was-was akan barang-barang berharga mereka, padahal jika dilihat banyak sekali satpam yang bertugas di kampus ini tapi kenapa tetap ada saja orang-orang asing yang bebas keluar masuk dengan membawa barang yang bukan milik mereka, ceroboh, lengah! Mungkin itu yang pantas kita ucapkan untuk penjagaan keamanan di Universtias Bengkulu.

Sayangnya tidak pula ada gertakan keras atau sebuah aksi dari para mahasiswa untuk para petinggi kampus mengenai hal tersebut, dipaksa sehat di kampus yang sakit tetap terpaksa bayar mahal walau tidak mendapat fasilitas dan keamaan yang sesuai standar, entahlah hanya berharap ke depannya orang-orang disini lebih sadar dan peka akan tanggung jawab mereka terhadap mahasiswa dan tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi saja.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *