Kebudayaan Bengkulu Tertinggal ?

Oleh : M. Reza Juliansyah

Seperti yang saya ketahui selama tinggal di Bengkulu yang mana provinsi ini salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan kebudayaan tradisional. Namun, seperti halnya dengan banyak daerah lain di Indonesia, kebudayaan tradisional Bengkulu juga menghadapi tantangan dalam menjaga dan melestarikannya. Banyak kebudayaan Bengkulu yang mungkin mengalami penurunan atau terancam punah karena kemajuan teknologi informasi yang kita semua rasakan pada saat ini.

Tari Enggang, Musik Tradisional, Bahasa Daerah, dan Pakaian Adat, nah semua ini di era sekarang sudah mulai mengalami ketertinggalan. Mengapa demikian? Seperti halnya Tari Enggang yang mana ini merupakan sebuah tarian tradisional Bengkulu yang menggambarkan gerakan burung enggang. Tarian ini membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang mendalam tentang gerakan burung enggang yang khas.

Namun, karena kurangnya perhatian dan minat dari generasi muda, tari Enggang ini bisa mengalami penurunan dalam hal praktik dan penampilan sehingga tarian ini menjadi salah satu bentuk ketertinggalan kebudayaan di Bengkulu.

Kemudian Bengkulu juga memiliki beragam jenis musik tradisional seperti Gitar Serampang, Gitar Pulau Baai, dan Gitar Mangga Besar. Namun, dengan munculnya musik modern dan perubahan preferensi musik, minat terhadap musik tradisional ini mungkin menurun.

Hal ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah pemain musik tradisional dan bahkan hilangnya pengetahuan tentang instrumen-instrumen tersebut. Selain itu juga Bahasa Daerah Bengkulu, seperti bahasa Bengkulu, Pekal, dan Serawai, mungkin menghadapi ancaman kepunahan.

Globalisasi, migrasi, dan dominasi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional telah menyebabkan penurunan penggunaan bahasa-bahasa daerah ini. Generasi muda lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa yang lebih dominan secara nasional, mengakibatkan kurangnya minat dan pengetahuan tentang bahasa daerah Bengkulu.

Selanjutnya yang saya ketahui yaitu pakaian adat Bengkulu, seperti Baju Kurung, Baju Labuh, dan Songket Bengkulu, juga menghadapi penurunan minat dan pemakaian.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang cenderung beralih ke pakaian modern yang lebih praktis dan nyaman. Pemakaian pakaian adat ini biasanya terbatas padaacara-acara adat atau upacara tertentu.

Untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan Bengkulu yang tertinggal, penting untuk melibatkan masyarakat, pemerintah, dan institusi budaya dalam upaya pelestariannya.

Ini dapat dilakukan melalui pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai budaya mereka, mendukung pertunjukan seni dan acara budaya, serta mengadakan lokakarya dan pelatihan untuk generasi muda agar mereka dapat belajar dan menghargai kebudayaan tradisional Bengkulu.

Dan tentunya untuk mengatasi kebudayaan Bengkulu yang tertinggal, diperlukan langkah-langkah yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga budaya. Pendidikan budaya merupakan langkah penting dalam melestarikan kebudayaan Bengkulu.

Sekolah-sekolah dapat mengintegrasikan pelajaran tentang kebudayaan Bengkulu dalam kurikulum mereka. Pelatihan dan lokakarya budaya juga dapat diadakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kebudayaan mereka. Kesadaran budaya yang ditanamkan sejak dini akan membantu generasi muda menghargai dan menjaga warisan budaya Bengkulu.

Dan pemerintah dan lembaga budaya dapat memberikan dukungan finansial dan logistik kepada komunitas lokal yang mengadakan acara budaya seperti pertunjukan tari, musik, festival, dan pameran seni.

Promosi yang efektif melalui media sosial, surat kabar lokal, dan saluran komunikasi lainnya juga diperlukan untuk menarik minat masyarakat luas agar ikut berpartisipasi dalam acara-acara tersebut.

Selain itu pendokumentasian dan penelitian tentang kebudayaan Bengkulu merupakan langkah penting untuk menjaga dan menghormati warisan budaya ini. Pemerintah dan lembaga budaya dapat mendukung penelitian akademis dan pengumpulan data tentang tradisi, bahasa, musik, tari, dan pakaian adat Bengkulu. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi yang berharga untuk generasi sekarang dan mendatang.

Serta penting untuk melibatkan komunitas lokal dalam upaya melestarikan kebudayaan Bengkulu. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga budaya, dan komunitas lokal dapat menghasilkan program-program yang berkelanjutan, seperti pelatihan keterampilan seni tradisional, pendirian pusat kebudayaan, atau pembentukan kelompok seni budaya.

Dengan melibatkan komunitas lokal, kebudayaan Bengkulu dapat diperkuat dan diwariskan secara lebih efektif. Dan juga mengembangkan ekonomi budaya dapat menjadi solusi yang berkelanjutan. Pemerintah dan lembaga terkait dapat membantu pengrajin dan seniman lokal untuk memasarkan produk-produk seni dan kerajinan tradisional Bengkulu.

Ini akan memberikan insentif ekonomi bagi masyarakat lokal untuk mempertahankan dan mengembangkan keterampilan tradisional mereka.

Jadi, melalui kombinasi upaya pendidikan, kesadaran budaya, dukungan pemerintah, penelitian, kolaborasi, dan pemberdayaan ekonomi, saya berharap kebudayaan Bengkulu yang tertinggal dapat diangkat kembali dan diapresiasi oleh generasi sekarang dan masa depan.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *