Kaur  

Al Kisah| Pilkades Jauh Sebelum Demokrasi

Kaur, jurnalisbengkulu.com Di beberapa desa jauh sebelum demokrasi atau merdeka desa tertinggal pulau tengah yang terdiri dari empat desa yakni desa ganda suli, durian besar, umbul, tanjung beringin.

Dahulu di tempat ini kepala desa disebut “Pati”

Kisah yang di ungkap lewat narasumber warga desa padang jati kabupaten Kaur, Nizwar Sandi mengungkapkan kisah tentang pemilihan Pati (kepala desa) pada waktu zaman jauh sebelum merdeka.

“Kala itu sistem pemilihan Pati (kades) namanya sistem pancang ungguk jadi seluruh masyrakat desa yang sedang pemilihan di kumpulkan disebuah lapangan dengan di hadap kan dengan beberapa calon Pati (kades). Setelah terkumpul di lapangan panitia mengumumkan bagi siapa yang memilih calon A silahkan ke sebelah sana dan yang memilih calon B kesebelah sini, segerlah warga sorak serentak mendekati calon Pati (kades) yg di pilihnya kemudian panitia menghitung yang berada di pihak masing2 calon, calon terbanyak yang di dekati warga maka itulah pemenangnya,” jelas Nizwar kepada tim Jurnalisbengkulu.com (13/09/2018).

Setelah sistem tersebut di anggap terlalu tampak dan di anggap bisa menimbulkan keributan maka beberapa desa tersebut mengubah sistem dari sistem Pancang Ungguk ke sistem Tabung, Tabung ini terbuat dari bambu yang di letakkan dalam ruangan yang di tutup, nah di sistem ini tidak kalah menariknya.

“Di sistem Tabung ini pihak panitia pemilihan Pati (kades) menyiapkan batu yang sudah di beri tanda sebanyak mata pilih yang ada di desa tersebut, kemudian di dalam ruangan tertutup yang telah disiapkan ada potongan bambu untuk memasukkan batu yang akan di berikan kepada pemilih. Bambu tersebut di tandai dengan calon A dan B jadi pemilih akan membawa batu yang sudah di tandai dan memasukkan batu tersebut ke dalam potongan bambu calon yang ia pilih,” tutup Nizwar.

Sistem pancang ungguk ini terjadi berkisaran tahun 1932, sedangkan sistem Tabung terjadi setelah menjelang kemerdekaan. (TONI)