Kadinkes Sebut Foging Bukan Solusi, Tapi PSN

Bengkulu Selatan, JB – Sejak Januari hingga Maret ini dilaporkan sebanyak 43 kasus suspect DBD di Bengkulu Selatan. Untuk itu Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan, M. Redwan Arif mengatakan akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi peningkatan penderita DBD.

“Kita akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi peningkatan penderita DBD diharapkan masyarakat dapat melakukan pencegahan baik di dalam maupun di luar rumah, seperti tempat-tempat penampungan air dan sampah botol, plastik,” jelas Redwan Arif pada Rabu (13/03/2019).

Sementara itu Kabid P2P, Elfa Sari, mengakui jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tahun lalu.

“Memang ada peningkatan dibandingkan tahun lalu. Kalau tahun lalu sampai akhir tahun sebanyak 71 kasus,” sebut Elfa.

Meski ada peningkatan, sambung Elfa, Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan belum mengubah status penanganan DBD menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebab, Kenaikan jumlah pasien DBD ini berbarengan dengan siklus lima tahunan angka DBD. Umumnya, terjadi peningkatan jumlah pasien DBD di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Bengkulu Selatan, dalam rentang waktu lima tahun.

“Beberapa kecamatan seperti Kota Manna, Manna masih menempati kawasan dengan jumlah pasien DBD terbanyak di Bengkulu Selatan,” beber Elfa.

Elfa mengajak semua pihak meningkatkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Menurutnya, kalau hanya fogging itu tidak menyelesaikan masalah sampai akarnya. Gerakan yang efektif itu pemberantasan sarang nyamuk, gerakan 3 M plus.

“Maka dari itu perlu ditekankan disini fogging bukan untuk mencegah DBD karena fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa, fogging juga berbahaya utk kesehatan pada dasarnya. Jadi kita sebaiknya melakukan pemberantasan sarang nyamuk untuk memberantas jentik jentik nyamuk, terutama pada musim hujan PSN harus ditingkatkan,” pungkas Elfa.(ADV/
Sugianto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *