Siapa pelakunya ? apa alasannya?. Mengapa kelanjutan peristiwa yang sebesar ini tidak ada kejelasan? Kenapa harus ditutup-tutupi? Kami yang memberi suara kenapa kami tidak harus tau yang sebenarnya ? Benarkah atas nama demokrasi PEMIRA UNIB 2023 ?
Massa 100 orang menerobos masuk, melanggar peraturan PEMIRA, melempar petasan, membuat kericuhan hingga membakar kotak suara tetapi dengan sangat spesialnya identitas dan motif mereka terlindungi tertutupi, memang iya identitas itu hak mereka, tapi jangan lupa suara yang mereka bakar juga hak kami.
Kami hanya mendengar isu-isu dari mulut ke mulut tanpa tau fakta yang sebenarnya, ada apa sih sampai harus ditutupi ?. Kasus yang ditutup-tutupi sampai sekarang tanpa ada kejelasan dan kepastian, dan dengan gampangnya mereka menyimpulkan total akhir suara tanpa menindak lanjuti dengan kotak suara yang dibakar.
Saya sebagai salah satu mahasiswa yang sudah menyumbangkan suara jelas-jelas keberatan dengan keputusan tersebut, karna untuk memilih kami memerlukan usaha, berangkat pagi, menunggu antrian tetapi tiba-tiba saja kepengurusan baru naik sementara total suara sebenarnya tidak jelas, seolah-olah kejadian ini seperti permainan mereka.
Bukankah seharusnyaa dilakukan pemungutan suara ulang ? atau bukankah setidaknya pihak kampus bertanggung jawab untuk ini atau bahkan mereka yang ikut turut andil dalam permainan licik ini?.
Bukankah seharusnya universitas sebagai lingkungan intelektual yang seharusnya mampu menciptakan suasana demokrasi yang sehat, namum realitanya justru demokrasi dijadikan ajang perebutan kekuasaan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan.(**)
Penulis : Jelsi Monica Br Simbolon D1CO20060 Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial politik
Universitas Bengkulu