Maraknya Pengamen di Pantai Bengkulu

Oleh : M. Ilham Armadi

Hampir setiap hari saya melihat pengamen-pengamen berkeliaran di Pantai Bengkulu. Hal ini tentunya membuat para pengunjung merasa risih dan kesal karena pengamen yang memaksa untuk dibayar padahal ia hanya tepuk-tepuk tangan dengan suara tidak jelas. Mengapa dikatakan memaksa? Karena mereka itu jika tidak diberi uang tidak akan pergi dan bahkan berkata kasar kepada pengunjung di pantai tersebut.

Keberadaan pengamen seperti ini bisa dianggap sebagai sampah masyarakat, karena selain pengunjung wisata tersebut, baik pemerintah maupun masyarakat setempat pasti juga merasa terganggu.

Semua itu sangat mengganggu kenyamanan para pengunjung dan bisa menyebabkan terjadinya pertikaian antara pengamen dengan pengunjung tempat wisata atau pantai tersebut. Hal tersebut terjadi mungkin karna disebabkan oleh kurangnya pengetahuan para pengamen itu tentang tata krama yang baik dan benar dan kurangnya kemampuan atau skill dibidang lain sehingga menyebabkan mereka melakukan hal tersebut. Atau mungkin juga karena lingkungannya yang kurang baik yang menyebabkan mereka menjadi seorang pengamen yang suka memaksa dan kemudian menjadi suatu kebiasaan buruk yang sangat mengganggu para pengunjung pantai tentunya.

Atau bisa jadi juga karena kurangnya tidak tegas dari warga atau pedagang di pantai dan pemerintah setempat terkait perilaku buruk seorang pengamen tersebut.

Dalam hal ini tentunya yang dirugikan adalah pengunjung yang harus membayar setiap pengamen yang datang, masih mending kalau Cuma satu pengamen saja tetapi ini kadang lebih dari tiga pengamen yang mendatangi pengunjung yang sedang menikmati suasana pantai dan makanan di pantai. Bukan hanya pengunjung saja yang rugi tetapi para pedagang dipantai tersebut saya rasa mereka juga rugi karena akan kehilangan beberapa pengunjung yang merasa risih karena adanya pengamen berkeliaran disana.

Entah bagaimana agar para pengamen tersebut tidak melakukan pemaksaan seperti itu lagi terhadap para pengunjung. Namun saya rasa hal yang sangat perlu dilakukan adalah memberikan edukasi terhadap pengamen-pengamen itu baik melalui interaksi dari individu ke individu lainnya maupun dengan cara mensosialisasikan langsung (interaksi kelompok) dengan para pengamen tersebut terkait dengan pengetahuan dan juga pemahaman mereka mengenai tata krama yang baik dan benar ke sesama makhluk sosial itu bagaimana dan juga tindakan tegas dari pemerintah setempat dan warga yang berjualan atau tinggal disana ke pada para pengamen yang bersikap buruk kepada para pengunjung tempat wisata terutama wisata pantai Bengkulu seperti pantai panjang yang sangat banyak pengamennya.

Dan bila perlu pengamen tersebut mencari pekerjaan lain dengan cara menambah skill terkait pekerjaan lain selain menjadi pengamen.

Menjadi pengamen itu boleh asalkan dengan cara yang benar dan tidak memaksakan orang lain untuk membayar serta tidak merugikan orang lain. Orang-orang liburan ke pantai untuk mencari suasana yang nyaman bukan untuk diganggu oleh para pengamen-pengamen yang menyebalkan.

Jadi tolonglah wahai para pengamen yang suka mengganggu berhentilah memaksa, saya sebagai pengunjung sangat merasa terganggu dengan kedatangan kalian.

Dan kepada para warga setempat dan juga pemerintah setempat saya harap segeralah ambil langkah jangan sampai hal ini mendatangkan konflik yang berkelanjutan antara para pengunjung dengan para pengamen.

Kalau mengamen dengan suara yang bagus dan jelas kami mungkin tidak akan segan memberi uang dan tidak akan merasa risih juga, namun yang terjadi di pantai hanyalah bertepuk-tepuk tangan, kadang suara nyanyiannya tidak jelas dan kadang juga suara bising sekali yang membuat telinga tidak nyaman mendengarkannya serta mereka tidak akan pergi meskipun disuruh pergi kalau belum dibayar. Dan jika tidak dibayar mereka membentak dan berkata-kata kasar dan kotor kepada para pengunjung yang didatanginya.

Coba kalian pikir, siapa coba yang mau membayar pengganggu? Tentunya tidak akan ada yang mau kecuali terpaksa akan tetapi sebagai pengunjung saya tetap membayar demi kenyamanan saya sendiri.

Saya sangat berharap, semoga kedepannya hal ini atau situasi seperti ini dapat berubah sehingga tidak adalah unsur paksa-memaksa dari para pengamen-pengamen agar semuanya mendapatkan hak ketenangan, kenyamanan dan keamanan saat mengunjungi tempat wisata terutama pantai di Bengkulu.

Karena sesungguhnya profesi pengamen itu bukanlah profesi yang buruk karena jika mereka melakukannya atas dasar atau niat ingin menghibur para pengunjung itu adalah hal yang bagus akan tetapi kebanyakan pengamen yang saya temui adalah pengamen yang mendatangkan masalah bagi para pengunjung tempat wisata tersebut.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *