KOTA BENGKULU, JB – Walikota Bengkulu Helmi Hasan hadiri rapat bersama dengan BAZNAS RI, Kamis (27/6). Rapat membahas kerjasama Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu dan BAZNAS di bidang kesehatan.
Anggota BAZNAS RI Prof. Dr. H. Mundzir Suparta, MA mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan penyadaran masyarakat. Sebab, selama ini jamak masyarakat menilai BAZNAS hanya berkewenangan dalam pemungutan zakata fitrah saat Ramadan sajam
“Dalam realitasnya, persoalan kesehatan termasuk perhatian BAZNAS dengan tingkatannya masing-masing,” jelas Mundzir.
Saat ini, lanjutnya, sudah ada 6 RSB dan biaya kesehatan gratis untuk pasien yang ditanggulangi oleh BAZNAS. Dia pun mengajak Pemkot Bengkulu untuk bekerjasama terkait advokasi kesehatan ini.
“Ada info aset (pemkot) yang bisa dibicarakan untuk layanan kesehatan,” ujarnya.
Supaya aman, lanjutnya, kerjasama harus sesuai perundang-undangan. Supaya tak ada masalah di kemudian hari.
Beberapa yang harus dipikirkan, kata Mudzir, misalnya soal legalistas penggunaan aset pemda. Apakah membutuhkan persetujuan DPRD.
“Ketika sudah konkrit akan segera diwujudkan ini dalam Mou sehingga ada tanggung jawab para pihak dan kepentingan apa yang ingin diwujudkan,” paparnya.
Menanggapi hal ini, Walikota Helmi menyampaikan bila sejak memimpin Kota Bengkulu dulu ia memang fokus pada kesehatan. Sebab, pada saat itu, kota kelahiran Fatmawati itu tak memiliki rumah sakit.
“Dengan APBD yang hanya Rp1 triliun, pada periode pertama kami bangun Rs dan dalam 2 tahun terlaksana,” ungkapnya.
Dia mengaku ada pelayanan lebih yang ditonjolkan oleh RS milik Kota Bengkulu dibanding RS lainnya. Bahkan, ia beecita-cita pelayan RSHD akan bisa menjadi terbaik se-Indonesia
“Misal setiap Jumat ada makanan gratis untuk keluarga pasien. RS Bengkulu juga ada layanan tambahan cegah trauma, lembut hati dokter, creambath, pedicure, dan lainnya,” papar Helmi.
Tak hanya itu, tanbahnya, Kota Bengkulu juga memiliki program Jemput Sakit Pulang Sehat (JSPS). Layanan itu bahkan mengakomodir orang yang sakit untuk dirujuk hingga ke Jakarta dengan gratis.
“Ada yang sakit kanker, jantung bocor dan lain-lain,” imbuhnya.
Terkait advokasi lain, Helmi menambahkan, saat ini pihaknya tengah merancang mess pemda untuk dijadikan klinik pratama . “Kenapa tidak Pemkot Bengkulu kerjasama dengan BAZNAS untuk merubah mess jadi klinik. Untuk awal sebagai tempat tinggal, jadi rumah pasien. Ketika klinik berjalan, ini menjadi advokasi kesehatan untuk warga Bengkulu khususnya dan Indonesia umumnya,” jelasnya.
Nantinya, sambung Helmi, di klinik itu akan disiapkan ambuance dan operasional BAZNAS yang bisa digunakan pasien secara gratis. “Supaya hal ini bisa disepakati bentuk (kerjasamanya) seperti apa. Alkes dan paramedis dari BAZNAS mohon diungkapkan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Helmi juga bercerita bila saat ini BAZNAS Kota Bengkulu juga sudah bekerjasama dengan BPD dan Pemkot Bengkulu dalam hal pemotongan gaji PNS untuk zakat. “Setiap bulan Rp500 juta terkumpul. Zakat termasuk prtimbangan besar masuk surga. Pemerintah RI sudah beri contoh yang baik,” kata dia.
Saat ini, Helmi menilai BAZNAS kota sudah siap melayani warga miskin kota. Misalnya dengan pemberian sembako, fasilitas sekolah, bantuan musibah, dan sebagainya. “ASN telah melihat kinerja BAZNAS, tak ada lagi komplain,” kata Helmi.
Terkait kerjasama dengan BAZNAD ink, ia mengatakan Kabag Hukum akan membuat draft MoU. Diharapkan pada 2020, kerjasama susah bisa dilaksanakan.
“Semoga jadi contoh bagi daerah yang lain. Sehingga umat raskan kehadiran BAZNAS dan pemerintah,” tutupnya.(ADV)