Dalam kegiatan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu 2025 yang digelar di Aula Merah Putih BPSDM Provinsi Bengkulu, Kamis (9/10).
Bengkulu, Jurnalisbengkulu.com 9 Oktober 2025 — Menghadapi potensi lonjakan harga pangan jelang akhir tahun, Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu memperkuat sinergi pengendalian inflasi melalui optimalisasi distribusi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Langkah ini dibahas dalam kegiatan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu 2025 yang digelar di Aula Merah Putih BPSDM Provinsi Bengkulu, Kamis (9/10).
Dengan mengusung tema “Optimalisasi Penyaluran Beras SPHP di Provinsi Bengkulu”, kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni.
Herwan mengungkapkan, inflasi Bengkulu per September 2025 tercatat sebesar 2,57 persen — masih berada dalam rentang target nasional 2,5 ±1 persen. Capaian ini, menurutnya, menjadi indikator bahwa harga bahan pokok relatif stabil dan daya beli masyarakat tetap terjaga.
“Ini adalah hasil kerja kolektif seluruh unsur TPID dan dukungan aktif dari Bank Indonesia, termasuk dalam penerapan strategi 4K,” ujar Herwan dalam sambutannya.
Strategi 4K yang dimaksud adalah: Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi yang efektif.
Herwan juga menekankan pentingnya memperkuat koordinasi lintas sektor guna mengantisipasi gangguan pasokan akibat cuaca ekstrem dan dampak perubahan iklim yang belakangan mulai terasa. Pemerintah, katanya, terus memperkuat cadangan pangan bersama Perum Bulog dan secara rutin menggelar operasi pasar serta pemantauan harga di pasar-pasar tradisional.
Sementara itu, Plt. Deputi Kepala Perwakilan BI Bengkulu, Fajar Setiawan, menyoroti peran penting pelaku usaha dalam menjaga stabilitas harga. Ia mengimbau para distributor beras untuk menyalurkan beras SPHP secara optimal dan menghindari praktik-praktik spekulatif seperti penimbunan dan manipulasi harga.
“Kami mendorong seluruh rantai distribusi untuk berkomitmen menjaga pasokan tetap lancar dan harga tetap wajar di pasar,” ujar Fajar.
Menutup sambutannya, Herwan Antoni juga mengingatkan pentingnya TPID untuk terus memperluas jejaring, baik dengan daerah lain maupun sektor swasta, guna mengadopsi praktik terbaik dalam pengendalian inflasi.
“Terima kasih kepada Bank Indonesia atas dukungan nyata mulai dari data, kajian, hingga fasilitasi lapangan. Ini menunjukkan sinergi nyata dalam menjaga kesejahteraan masyarakat Bengkulu,” pungkasnya. (M25)