Kepahiang, jurnalisbengkulu.com – Krisis pangan menjadi isu serius yang dihadapi dunia saat ini, mempertimbangkan pertumbuhan populasi yang pesat, perubahan iklim yang merusak lingkungan, dan ketidakadilan dalam distribusi makanan. Namun, terdapat harapan dalam bentuk pertanian berkelanjutan yang mampu memenuhi kebutuhan pangan global.
Desa Bukit Menyan, yang berada di Kecamatan Bermani Ilir, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, telah sukses membudidayakan ikan bersama dengan program ketahanan pangan. Setiap tahun, produk ikan yang dibudidayakan pada kolam-kolam yang dikelola oleh warga sudah mencapai lebih dari satu ton, dan dapat menghasilkan pangan yang cukup untuk kebutuhan masyarakat desa.
Desa Bukit Menyan membudidayakan bibit ikan sebanyak 30 ribu ekor pada tahun 2022, ketika sektor ketahanan pangan mereka dimulai. Dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun, bibit tersebut telah dipanen dan dibagikan ke seluruh masayarakat desa. Setiap satu tahun dapat dilakukan panen sebanyak dua kali, dengan 7 petak kolam ikan yang terisi lebih dari satu ton ikan setiap panen. Hal ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan desa serta lingkup keluarga yang tinggal di daerah tersebut.
Usaha pertanian berkelanjutan di Desa Bukit Menyan yang sukses semakin dikembangkan. Selain ikan, desa tersebut akan segera membudidayakan ayam potong. Ini menjadi salah satu hasil kesepakatan bersama antara pemerintah desa dan seluruh masyarakatnya.
Kepala Desa Sweknyo, menjelaskan, menjadi pembicara kunci dalam rumah ketahanan pangan Bukit Menyan pada 29 April 2024 lalu. Menurutnya, desa tersebut mempunya bibit 50 ekor babon dengan berat rata-rata 3 sampai 4 kg khusus untuk perkembangan dan kelanjutan dari bibit ikan tersebut.
“Setelah panen bibit, hal tersebut sudah siap dan dibibitkan lagi dengan indukan sebanyak 50 ekor tadi yang dapat menghasilkan anak ikan 50 ribu ekor lebih,” ujar Kepala Desa.
Program ketahanan pangan di Desa Bukit Menyan dan keberhasilannya dalam budidaya ikan dan pertanian berkelanjutan adalah contoh yang sangat baik bagi desa-desa lain dan berguna untuk menekan krisis pangan lokal.
Hal ini membuktikan bahwa, dengan kerjasama dan usaha keras dari seluruh masyarakat desa, pertanian berkelanjutan dapat berdampak sangat positif bagi masyarakat desa itu sendiri. Sebagai harapan, program-program ketahanan pangan seperti ini harus diapresiasi dan didukung agar desa-desa lain bisa mengikuti jejak mereka.(ADV/Caca Wawan)