Heboh, ada surat resmi dari Dirjend salah satu Kementerian Republik Indonesia yang meminta saat berlangsungnya Misa dipimpin oleh Paus agar azan maghrib yang biasa diputar di televisi agar diganti dengan running text.
Nyaris semua orang bersuara. Apa susahnya azan yang kurang dari 5 menit tersebut tetap diputar. Apa memang mengganggu misa bila cuma 3 atau 4 menit terjeda karena azan. Segala caci maki dan sumpah serapah keluar. Dunia maya makin ramai.
Barangkali ini teguran buat kita umat Islam. Jangan hanya panik saat azan di running text kan tetapi panik lah saat melihat masjid-masjid yang shalat Jumat saja kadang tidak penuh. Apalagi shalat lima waktu. Masalahnya bukan terima atau tidak terima azan di running text kan tetapi sudah semestinya selaku umat Islam meramaikan masjidnya dengan shalat 5 waktu berjamaah dan selalu diawali dengan azan. Kadang azan kencang jamaahnya sepi. Ada juga muazin bertindak sekaligus sebagai imam dan makmum. Padahal Rasulullah bersabda
عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عُمَر رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat berjamaah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650]
Pagar Dewa, 09092024
Salam Ujh