Ada saja yang gelisah bila anak perempuan di usia 27 tahun bahkan di atas 30 tahun belum berkeluarga. Pun demikian dengan anak laki-laki. Tidak sedikit orang tua yang berusaha bagaimana agar anaknya bertemu jodoh. Bukan karena terlalu memilih tetapi ada memang anak wanita tak terlalu menghiraukan urusan jodoh apa lagi kalau sudah sibuk dan asyik dengan pekerjaannya. Semakin dewasa anak laki-laki dan anak perempuan semakin matang pula kajiannya sebelum atau memutuskan untuk menikah.
Nah, yang konyol setelah menikah ada saja orang tua yang berulah. Mengatur rumah tangga anaknya. Membatasi hak anaknya, sehingga si anak perempuan posisinya dilematis. Sebagai isteri wajib taat pada suami, tapi ucapan ibu terngiang-ngiang ditelinga. Jangan jadi anak durhaka setelah bersuami. Inilah model orang tua yang gagal memahami berkeluarga. Sebab, berkeluarga menambah anggota keluarga. Dari suami isteri plus anak dengan anak berkeluarga akan bertambah menantu plus besan.
Disisi lain ada juga isteri yang mengikat suaminya untuk jangan terlalu sering-sering mengunjungi orang tuanya dengan alasan ada anaknya yang lain yang mengurus. Bukankah dengan berkeluarga artinya bertambah orang tua. Orang tua kita dan orang tua suami kedudukannnya sama. Sama-sama sebagai orang tua yang harus di hormati, di urus bila sakit atau sudah tua. Di nafkahi jika dia tidak mampu lagi bekerja. Ternyata masih ada yang gagal paham tentang berkeluarga.
Pagar Dewa, 27072024
Salam Ujh