Kita memang bukan pelaku sejarah. Dan bahkan lahir setelah peristiwa kelam itu terjadi yakni Gerakan 30 September PKI. Membaca buku-buku sejarah mungkin belum begitu sempurna memahami kisahnya karena tergantung dengan kondisi jiwa penulisnya. Bagi eks PKI menuliskan sejarah PKI tentu membela diri dan berharap pemulihan nama baik.
Tetapi bagi pelaku sejarah, para ulama yang ikut jadi korban atau menjadi sasaran target. Terkenang dengan masa itu saja mukanya memerah. Bukan berarti dendam tetapi ngeri dan mengerikan.
Apalagi anak cucu yang mereka di nobatkan sebagai pahlawan revolusi di lubang buaya. Sungguh sulit buat menghapus sejarah hitam tersebut. Akankah paham-paham ini akan bangkit kembali? Barangkali sulit buat bangkit lagi tetapi perilaku oknum-oknum yang menembak ajudan, membuli teman hingga koma dan terakhir siswa membully temannya sampai-sampai kita tidak sanggup menyaksikan videonya. Perilaku demikian acara cara-cara yang sangat tidak manusiawi. Belum lagi kasus-kasus atau peristiwa yang tidak tertangkap, terekam oleh media. Maka, akan berlalu begitu saja. Jangan biarkan jiwa dan paham komunis hidup kembali di Indonesia.
Pagar Dewa, 30092023
Salam Ujh