Setiap kali hadir di pesta atau resepsi pernikahan baik di kampung maupun di kota. Tersaji padangan di atas piring para undangan yang hadir sisa nasi yang tidak habis di makan. Itu semua akan dibuang. Artinya mubazir. Sebab tidak mungkin nasi sisa orang tersebut di olah kembali. Melainkan akan di buang.
Tahukah kita bahwa, andaikata setiap 1 orang yang makan membuang nasi 1 butir saja nasi per harinya. Berarti untuk 1 orang akan membuang 1 butir nasi per hari. Hitungannya, andaikata penduduk Indonesia jumlahnya 250.000.000 jiwa x 3 butir nasi berarti akan ada 750.000.000 juta butir nasi terbuang per harinya. Nah, kalau setelah dihitung ternyata dalam 1 kg beras terdapat ± 50.000 butir beras, maka 750.000.000 dibagi 50.000, itu artinya ada sekitar 15.000 kilogram atau 15 ton beras dibuang di buang tiap hari.
Itulah rasulullah menyampaikan kepada kita agar jangan membuang makanan sebab kita tidak pernah tau butir mana yang membawa barokah. Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَلْعَقْ أَصَابَعَهُ، فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِي فِي أَيَّتِهِنَّ الْبَرَكَةُ.”
“Apabila seseorang diantara kalian makan maka jilatlah jari-jarinya karena ia tidak mengetahui di bagian jari yang manakah keberkahan itu berada.” (HR. Muslim)
Pagar Dewa, 01022024
Salam Ujh







