Semakin Canggih, Bagaimana Nasib Kami?

Kepintaran otak manusia memang patut di acungkan jempol. Segala sesuatu yang rumit bisa di permudah dengan kecanggihan yang manusia ciptakan. Kemampuan dalam merakit teknologi, sudah tidak bisa diragukan lagi. Bahkan di beberapa negara, hampir seluruh yang bekerja kini adalah alat ciptaan otak canggih manusia.

Namun, apakah ini benar-benar menjadi keuntungan bagi manusia. Atau justru akan menjadi ancaman besar bagi generasi bangsa? Sejauh ini, manusia masih terlena dengan kehadiran alat canggih tersebut. Lalu kapan manusia akan mulai khawatir atas kegunaan diri mereka?

Baru-baru ini terjadi fenomena kemunculan news anchor AI yang di siarkan oleh TVOne. Kabar ini cukup mengagetkan sekaligus mengkhawatirkan. Apalagi bagi kami para mahasiswa yang mungkin akan menjadi calon jurnalis. Saat ini news anchor AI yang di siarkan, bisa saja nanti kedudukan manusia yang bekerja dalam dunia jurnalistik akan tergantikan oleh kecanggihan AI.

Apa gunanya kami bertempur dalam dunia pendidikan untuk menjadi calon jurnalis, akankah kami sepenuhnya tergantikan oleh AI? Dan banyak lagi kekhawatiran serta pertanyaan yang timbul di kalangan mahasiswa seperti kami. Mungkin tidak hanya pada dunia jurnalistik, bisa juga dunia perbankan dan lainnya juga akan tergantikan oleh kecanggihan AI.

Bahkan di China, pelayanan rumah sakit, minimarket, restaurant, sekolah, dan lainnya sudah banyak menggunakan kecanggihan AI. Masuknya AI ke Indonesia sebenarnya menjadi boomerang bagi masyarakat itu sendiri, tidak menutup kemungkinan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia akan bertambah dan menyebabkan krisis keuangan semakin mejadi alasan meningkatnya angka kriminalitas.

Tapi masyarakat sendiri belum sepenuhnya menyadari hal tersebut, mereka masih terlena dengan ksecanggihan yang disajikan. Mereka semakin dimanjakan dengan pergerakan robot-robot tersebut, dan merasa semua kegiatan menjadi mudah dilakukan bahkan tidak dengan menguras energi manusia lagi.

Sebenarnya jika kita tidak gegabah dalam pemikiran, kita tidak perlu terlalu khawatir yang berlebih dan membuat pemikiran kita terganggu. Kita bisa lebih mengasah kemampuan dan menekuni pelajaran yang kita jalani, kita bisa lebih teliti dalam mencari sela kecanggihan dunia, kita bisa menyiapkan diri kita untuk lebih bisa bersaing dengan robot-robot ciptaan manusia.

Karena sejatinya otak dan akal manusia tidak bisa di gantikan oleh robot, mereka bekerja juga harus dengan pemikiran manusia. Khawair boleh saja, tapi iringi dengan pergerakan. Yakini diri bahwa akal manusia tidak bisa tergantikan dengan alat apapun, sehingga itulah yang dapat memotivasi diri kita menjadi lebih lagi dalam melakukan segala hal.

Penulis: Fitrah Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *