Bengkulu, jurnalisbengkulu.com – Mengajar mengaji kepada para santri dengan keikhlasan dan penuh kasih sayang. Itulah kiat dari seorang guru Junnaida agar santrinya cepat pandai membaca kitab suci Al Qur’an.
‘’Dengan cara tersebut, saya ingin semua santri yang sedang belajar, bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan selalu istiqomah,’’ kata guru yang akrab dipanggil Ummi Junny atau Ibun, terkait target masa depan bagi para santrinya.
Guru mengaji berusia 45 tahun ini menceritakan, ia merasa bahagia melihat ada santri yang sudah khatam Al-Qur’an, walaupun bacaannya belum begitu fasih.
‘’Karena bahagia, saya tetap akan jadi guru mengaji sampai tidak ada lagi santri yang membutuhkan dan Allah SWT mengambil roh saya,’’ ujar Guru yang belajar mengaji dari orang tuanya Almarhum Ibnu Rais dan juga karena mengikuti organisasi pemuda Islam, Fisabilillah.
Ia mulai menjadi guru mengaji di Tempat Pengajian Al-Fikri Jalan Nangka 1 Nomor 16 RT 10/RW 004 Kelurahan Panorama Kota Bengkulu sejak 2 Mei 2006.
‘’Saya jadi guru mengaji karena ingin berbagi ilmu, mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat dan ingin hidup ini berguna untuk orang lain,’’ tutur Bu Guru yang kini khusus mengajar santri Al Qur’an.
Selama jadi guru mengaji selama 14 tahun, ia telah membagi ilmu kepada sekitar 687 santri. Saat ini yang aktif belajar mengaji terdiri dari 12 orang santri Al-Qur’an dan 50 orang santri Iqra’, dengan usia mulai pra Paud sampat SMP.
‘’Sebelum pandemi corona, jadwal belajar mengaji setiap ba’da Ashar hari Senin hingga Jum’at. Sedangkan saat ini dilaksanakan Senin sampai Kamis dengan 2 kelompok yakni laki-laki (Senin-Selasa) dan perempuan (Rabu-Kamis). Setiap santri membayar hanya Rp 10.000 per bulannya,’’ urainya.
Ibu berpendidikan SMU ini menjelaskan, jiwanya terasa tenang dan merasa bahagia melihat anak anak yang memiliki keinginan untuk belajar mengaji.
‘’Berbagilah walaupun ilmu yang kamu miliki hanya seujung kuku dan lakukan semata-mata hanya karena Allah ta’ala,’’ demikian prinsip hidup Ibu yang aktif jadi anggota Gerakan Pramuka saat menempuh pendidikan di SMP 6 Kota Bengkulu.
Penulis: Adi HFA