Kepahiang, jurnalisbengkulu.com – Sungguh sangat memprihatinkan kondisi Rina Purnama Sari (15) warga Padang Lekat Gang Musi Kabupaten Kepahiang selaku korban penyiraman air panas yang saat ini menjalani perawatan.
Rina Purnama Sari (15) mengalami luka bakar atau melepuh di hampir sekujur tubuhnya, akibat sengaja disiram dengan air mendidih oleh pelaku yang diduga salah seorang teman dari temannya sendiri. Kejadian ini dipicu karena pelaku cemburu, lantaran pacarnya menjalin hubungan Rina.
Hal ini dikatakan langsung oleh Rina, Jum’at 05 April 2024. Dengan kondisi masih tebaring lemah di atas kasur akibat luka bakar yang dialaminya, Rina menceritakan, awal terjadi peristiwa naas ini ketika dia menjalin pertemanan dengan seorang remaja yang ternyata adalah pacar dari terduga pelaku pelaku penyiraman ZA (17).
Hubungan dia dengan remaja laki-laki tersebut diakui Rina hanya sebatas teman, yang diakui pula sering berkomunikasi melalui pesan Whatshap. Karena dia sering berkomunikasi dengan remaja ini, terduga pelaku ZA cemburu.
Hingga kemudian terduga pelaku ZA menghubungi Rina melalui pesan WhatsApp, yang menanyakan soal hubungan mereka. Meskipun sudah dijelaskan, tapi terduga pelaku ZA yang sudah diselimuti cemburu buta, tetap tidak mempercayainya.
“Saya disiram dengan air mendidih oleh ZA, karena dia cemburu melihat kedekatan saya dengan AA (Pacar ZA, red). Padahal kedekatan kami hanya teman, hanya sebatas teman saja,” ujar Rina.
Menurut Rina, tindakan ZA diawali dengan sering melakukan pengancaman melalui pesan WhatsApp. Tak hanya sebatas ancaman melalui pesan WhatsApp, lanjut Rina lagi, di hari naas tersebut ZA bersama AU yang merupakan teman 1 sekolah Rina kembali menghubungi Rina melalui Whatsapp, untuk bertemu.
Lantaran tidak ingin memperpanjang masalah, pengakuan Rina, dirinya pun menuruti keinginan ZA untuk bertemu.
“Pagi itu, saya lagi di tempat teman, rumahnya di Desa Permu. Kemudian masuk lagi pesan WhatsApp dari ZA untuk mengajak bertemu, hingga akhirnya ZA rupanya berdua dengan teman sekolah saya, menjemput saya di Desa Permu. Saya dijemput menggunakan sepeda motor, kami berbonceng tiga,” jelasnya.
“Lalu, saya di bawa ke salah satu rumah yang berada di jalan Sidodadi, hingga terjadilah penyiraman ini,” sambungnya lagi.
Sebelum melakukan penyiraman menggunakan air mendidih, sesampai di rumah tersebut, dirinya dipaksa oleh terduga pelaku ZA yang ditemani AU, untuk menuliskan surat pernyataan yang isinya tidak mengulangi menjalin hubungan dengan AA.
Karena rina tergolong anak yang polos Tidak menaruh curiga dan ingin mengakhiri perselisihan itu, Rina pun mengikuti kemauan ZA, dengan menuliskan surat pernyataan itu di atas materai. Tetapi hal tak terduga oleh Rina pun tejadi usai menanda tangani surat pernyataan tersebut. Lantaran dari arah belakang tiba-tiba dirinya disiram terduga pelaku ZA menggunakan air yang masih mendidih.
Melalui pesan WhatsApp, keluarga atau paman rina menghubungi wartawan media jurnalisbengkulu.com menjelaskan hal tersebut diduga sudah direncanakan oleh kedua pelaku dengan alasan membuat surat perjanjian.
“Jadi saya selaku keluarga berharap kejadian yang menimpa keponakan saya bisa diselidiki jangan-jangan ada motif lain,” jelas Marwan selaku paman korban, Sabtu (6/4/2024).
Reporter : Caca Wawan