Belajar Bersyukur Dari Santri di Pondok Pesantren

Bengkulu, jurnalisbengkulu.com – ‘’Masa gaji yang akan saya terima di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP). Ini sama saja dengan kerja paksa!’’ kata seorang sarjana yang baru lulus kuliah dan seminggu dterima bekerja.

Sang pemuda bekerja di sebuah yayasan pendidikan dengan jam kerja hari Senin, Selasa dan Kamis. Kebijakan 3 hari kerja dalam seminggu itu, sebagai upaya pengelola untuk menghemat pengeluaran di masa pandemi corona yang membuat semua pihak harus berhemat.

Dalam hati penulis menyayangkan protes sang sarjana tersebut. Alasannya, pemuda tersebut tidak terlalu produktif dan kreatif atas pekerjaan yang diberikan.

Ia hanya mengerjakan tugas setelah diberikan perintah dari pimpinannya. Belum muncul sifat kreatif dari yang bersangkutan.

Seharusnya, bila sang sarjana baru lulus kuliah beberapa bulan tersebut mau menikmati gaji yang maksimal, ia harus menunjukkan kualitas yang terbaik.

Melihat protes sarjana di atas, penulis menyarankan agar para lulusan sarjana yang beragama Islam, seharusnya diminta tinggal bersama santri di Pondok Pesantren minimal selama 3 bulan.

Tujuannya, agar para sarjana bisa belajar untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada remaja yang beragama Islam.

Selain itu, agar para sarjana bisa belajar hidup sederhana dan mandiri dari para santri di Pondok Pesantren, sehingga bisa sukses menyesuaikan diri di mana pun mereka berada.

Penulis: Adi HFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *