Bengkulu Tengah, JB – Hampir dua pekan ini harga cabe merah mulai mengalami kenaikan, biasanya, harga cabe merah di pedagang keliling mencapai Rp. 15 Ribu hingga Rp. 18 ribu perkilo dan kini naik menjadi Rp. 24 ribu perkilo. Selain itu, cabe rawit juga mengalami hal yang sama, naik menjadi Rp 28 ribu rupiah dari Rp. 17 ribu perkilo.
Diungkapkan Eko, kenaikan ini terjadi dua minggu terakhir, kenaikan harga cabe merah dan rawit tersebut berdampak pada Kurang lancarnya penjualan.
“Penjualan cabe saat ini biasanya 80 kg perhari, tetapi untuk saat ini penjualan menurun 40 kg,” keluhnya kepada jurnalisbengkulu.com saat diwawancara.
Dengan adanya kenaikan tersebut, Eko merasa kesulitan untuk menjual cabe karena sepi pembeli, sedangkan, sistem penjualan cabe yang digeluti Eko dengan berkeliling dari rumah ke rumah di sekitar kabupaten Bengkulu Tengah.
“Saya sudah capek bawa cabe ini keliling, karena pembeli sepi sehingga omset yang di dapat juga turun drastis akibat kenaikan harga cabe tersebut,” ungkap Eko pada Jumat (22/03/2019).
Eko berharap kepada pihak pemerintah segera bertindak, jangan sampai dengan naiknya harga cabe ini pihak dinas terkait berdiam diri.
“Jangan sampai pemerintah tidak segera bertindak atas permasalahan ini, jika dibiarkan bahan pokok yang lain juga terimbas dengan kenaikan cabe itu,” tegasnya.
Ditanya penyebab kenaikan harga cabe, Eko mengatakan bahwa kenaikan tersebut disebabkan karena musim hujan di Kabupaten Kepahiang.
“Penyebab kenaikan harga cabe ini, akibat di kabupaten Kepahiang sering terjadi hujan, sehingga petani cabe banyak yang gagal tanam,” tutup Eko.
Menanggapi keluhan para pedagang tersebut, jurnalisbengkulu.com mencoba menghubungi pihak dinas terkait meminta keterangan dan solusi. Hanya saja, sampai berita ini diterbitkan, pihak dinas terkait belum bisa di konfirmasi.(dedek)