Bengkulu, jurnalisbengkulu.com – ‘’Terima kasih Allah SWT atas segalanya’’ adalah kalimat yang pantas selalu diucapkan Umat Islam.
Betapa tidak, misalnya sinar matahari dan udara bersih merupakan nikmat dari Allah SWT yang selalu umat Islam nikmati sepanjang hidup dan tak ada bandingannya.
Kita tidak akan mampu untuk membelinya atas semua karunia Allah SWT tersebut. Penulis pun lalu teringat cerita dari dari seorang teman tentang balada seekor burung.
Ada seekor burung yang hidup di padang pasir, sedang sangat sakit, tidak ada bulu, tidak ada makan dan minum, tidak ada tempat tinggal.
Suatu hari seekor burung merpati lewat. Seketika itu burung yang tidak bahagia itu menghentikan burung merpati dan bertanya, ” Mau pergi kemana?”
Merpati itu menjawab, “Aku akan pergi ke surge.”
Maka burung yang sakit itu berkata, “Tolong cari tahu, kapan penderitaanku akan berakhir?”
Burung merpati itu berkata, “Tentu, aku akan melakukannya.”
Dengan mengucapkan selamat tinggal kepada burung yang sakit, burung merpati melanjutkan perjalanannya mencapai surga dan menyampaikan pesan burung yang sakit itu kepada malaikat di pintu surga.
Malaikat itu berkata, “Selama tujuh tahun ke depan hidup burung tersebut harus menderita seperti itu, tidak ada kebahagiaan sampai saat itu.”
Burung merpati berkata, “Ketika burung yang sakit mendengar ini, dia pasti berkecil hati. Bisakah Anda menyarankan solusi apa pun untuk ini.”
Sang Malaikat menjawab, “Katakan padanya untuk selalu mendoakan ini: Terima kasih Allah SWT atas segalanya.”
Burung merpati itu pun bertemu dengan burung yang sakit dan menyampaikan pesan malaikat itu kepadanya.
Saat tujuh hari merpati itu lewat lagi, dia melihat burung yang sakit itu sangat senang, bulunya tumbuh di tubuhnya, tanaman kecil tumbuh di daerah gurun, kolam kecil air juga ada di sana, burung itu bernyanyi dan menari riang. Merpati itu tercengang. Malaikat telah mengatakan bahwa tidak akan ada kebahagiaan bagi burung itu selama tujuh tahun ke depan.
Dengan keadaan ini, burung merpati pergi mengunjungi malaikat di gerbang surga.
Burung merpati itu mengajukan pertanyaannya kepada Malaikat.
Sang Malaikat menjawab, “Ya memang benar tidak ada kebahagiaan untuk burung itu selama tujuh tahun, tetapi karena burung itu selalu mengucapkan, “TERIMA KASIH YA ALLAH UNTUK SEMUANYA” dalam setiap situasi, hidupnya berubah.
Ketika burung jatuh di atas pasir panas, ketika tidak bisa terbang, ketika haus dan tidak ada air di sekitar, dia berkata, “TERIMA KASIH ALLAH UNTUK SEMUANYA.”
Apapun situasinya, burung itu terus mengulang, “TERIMA KASIH YA ALLAH UNTUK SEMUANYA” dan karena itu tujuh tahun dibubarkan dalam tujuh hari.
Ketika saya mendengar cerita ini, saya merasakan perubahan besar dalam cara saya merasakan, berpikir, menerima dan melihat kehidupan.
Saya mengadopsi kalimat ini dalam hidup saya. APA PUN situasi yang saya hadapi, saya mulai mengucapkan ini “Terima kasih Allah untuk semuanya.”
Ini membantu saya mengubah pandangan saya dari apa yang saya tidak punyai, apa yang saya miliki dalam hidup saya.
Contohnya: jika sakit kepala, saya ucapkan TERIMA KASIH atas tubuh saya lain yang baik-baik saja, yang sehat dan saya perhatikan bahwa sakit kepala itu tidak mengganggu saya sama sekali.
Dengan cara yang sama saya mulai gunakan kalimat ini dalam hubungan saya (baik keluarga, teman, tetangga, kolega) keuangan, kehidupan sosial, bisnis dan semua hal yang dapat saya ceritakan.
Saya berbagi cerita ini dengan semua orang yang saya hubungi dan itu membawa perubahan besar dalam perilaku mereka juga.
Kalimat sederhana ini benar-benar memiliki dampak yang mendalam pada hidup saya. Saya mulai merasakan betapa beruntungnya saya, betapa bahagianya saya, betapa hidup adalah baik.
Mari kita ulangi kalimat ini secara terus menerus untuk mengalami pergeseran dalam hidup kita. Jadi bersyukurlah dan lihatlah perubahan dalam sikap kita. Semoga.
Penulis: Adi HFA