Ketersediaan Dokter Gigi Menjadi Isu Pelantikan PDGI Bengkulu 2023-2025

Bengkulu, jurnalisbengkulu.com – Ginanjar Rachmat Nugraha terpilih untuk kedua kalinya menjadi Ketua Pengurus PDGI Cabang Bengkulu untuk periode 2023-2025, setelah sebelumnya terpilih menjabat periode 2017- 2020 menggantikan Edriwan Mansur yang telah menjabat ketua PDGI dua periode.

Dalam acara seminar ilmiah dan hands on serta pelantikan Pengurus PDGI Cabang Bengkulu periode 2023-2025 turut hadir Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, M.M.A., Ketua Pengurus Besar PDGI pusat drg. Usman Sumantri, M.Sc, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, kepala cabang BPJS Provinsi Bengkulu, direktur RSUD M. Yunus dan Direktur RSJKO Suprapto Bengkulu.

Sebagai ketua untuk kedua kalinya, dikatakan Ginanjar, pengurus PDGI akan terus berkomitmen melaksanakan program yang telah ada saat ini serta memberikan pelayanan dokter gigi dengan baik, demi mencapai Indonesia bebas karies 2030 dan akan membentuk 4 cabang baru yaitu Bengkulu Selatan, Mukomuko, Rejang Lebong, dan Bengkulu Tengah.

“Untuk bapak Ketua dan gubernur kami mohon dukungannya agar program itu dapat tralesasi dengan baik serta untuk teman sejawat dan pengurus untuk saling bahu membahu dan berkerjasama dalam mewujudkan program yang sudah ada, komitmen, konsistensi, serta didukung komunikasi efektif adalah kunci sukses untuk melaksanakan amanah ini,” ujarnya

Selain itu ia juga menambahkan bahwa untuk melaksanakan program Pengurus Pusat 1 dokter gigi berbanding 2500 itu susah untuk direalisasikan, kalaupun bisa untuk daerah Bengkulu sendiri membutuhkan waktu 30 tahun dan itu baru tercapai 1 banding 5000, karena menurutnya dokter gigi sendiri yang ada di Bengkulu sendiri berjumlah 200 orang.

“Jadi untuk pemerataan dokter gigi sendiri daerah Bengkulu sangat jauh dari dokter gigi yang ada, karena untuk kabupaten dalam satu kecamatan, sudah ada satupun sangat bersyukur, akan tetapi Gubernur Bengkulu sedang untuk mengupayakan kekurangan dokter gigi itu dengan program pengadaan P3K yang diarahkan ke kabupaten,” kata Ginanjar.

Ketua Pengurus Besar PDGI pusat drg. Usman Sumantri, M.Sc menambahkan, ketimpangan jumlah dokter gigi sendiri di Indonesia hampir merata di seluruh daerah. Untuk Indonesia sendiri keberadaan dokter gigi itu 1 berbanding 9700, sedangkan WHO sendiri mengatakan idealnya dokter gigi itu 1 berbanding 7000, tetapi yang jadi masalah juga penyebarannya tidak merata.

“Memang untuk untuk perbandingan dokter gigi di Indonesia sendiri sangat jauh dari ideal, jumlahnya kurang ditambah penyebaran tidak merata, dan untuk diketahui jumlah dokter gigi dari delapan spesialis di Indonesia sendiri berjumlah 4000, sehingga mengakibatkan susah untuk rujukan, maka untuk menanggulangi ini semua harus ada kebijakan tambahan,” kata Usman.

Menanggapi hal itu gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan untuk daerah Bengkulu ketersediaan dokter gigi itu masih jauh dari setandar nasional.

“Untuk nasional rasio perbandingan dokter gigi itu 1 berbanding 9000 sedangkan daerah Bengkulu 1 berbanding 20000 sehingga jauh dari ideal ketersediaan dokter gigi dan diketahui tingkat kejadian sakit gigi untuk daerah Bengkulu sendiri tinggi, sehingga kami berdiskusi dengan kawan-kawan Pengurus Besar PDGI pusat, untuk menginisiasi membuka fakultas kedokteran gigi di Universitas Bengkulu, apalagi fakultas kedokteran Universitas Bengkulu sudah diakreditasi agar naik kelas supaya studinya bertambah,” tutup Gubernur Bengkulu.

Reporter : Saprian Utama SH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *