Meskipun kembar belum tentu usia atau umurnya juga sama. Boleh jadi bertahun selisihnya. Maka itu, umur manusia tu berbeda-beda antara satu dengan lain.
Sesungguhnya umur masing-masing kita bukan berapa lama hidup tetapi berapa yang tersisa dan bagaimana kita memanfaatkan umur yang tersisa. Mari kita manfaatkan umur yang tersisa, sebab yang sudah berlalu tak mungkin disesali lagi kecuali memohon ampunan atas dosa dan salah di masa lalu.
Kalau kita mau sadar, nasihat untuk beramal kebaikan yang datang kepada kita sudah banyak. Peringatan akan kematian seringkali terdengar. Imbauan dan ajakan untuk memanfaatkan sisa umur sudah sangat sering didapatkan. Jadi, kita bisa memilih, mau memilih mengisi sisa umur dengan kebiasaan yang baik ataukah menghabiskannya dengan kesenangan dunia dan kepuasan nafsu dalam hidup ini. Yang perlu diingat, seseorang itu akan meninggal dalam keadaan kebiasaan hidupnya. Allah Ta’ala berfirman,
اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ
“Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.“ (QS. Fathir: 37)
Pagar Dewa, 23102023
Salam Ujh