Jika sekedar mau makan Durian, cukup beli saja di sepanjang jalan Cendana semuanya menjajakan Durian. Berjejer di atas trotoar pada sisi kiri dan kanan jalan. Demikian juga di jalan Natadireja, Pematang Gubernur dan lokasi baru yang juga menumpuk Durian di jajakan di depan pintu masuk STQ.
Menumpang nunggu Durian di kebun milik teman merasakan kepuasan sendiri. Berjalan menelusuri kebun-kebun warga dengan sapaan hangat dan bersahabat. Sampai di kebun Durian kita bebas memilih mau makan durian yang bagaimana pemilik kebun bisa memilih. Duduk di pondok sambil minum kopi dan mie rebus tanpa campuran telur, sayur dan cabe rawit. Mendengar suara Durian yang jatuh hingga subuh di sambut kokok ayam hutan adalah kenikmatan tersendiri.
Menunggu Durian di kebun sahabat yang jauh masuk ke dalam hutan adalah tafakkur alam. Betapa besar karunia Tuhan. Ternyata mendengar jatuhnya Durian, memungut Durian yang jatuh dari pohonnya dan tidur di pondok yang sederhana sungguh satu kenyamanan yang luar biasa. Wajar Allah senantiasa mengingatkan.
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”
Pagar Dewa, 28102023
Salam Ujh