Bengkulu, JB – Pandemi Covid-19 membawa dampak ekonomi yang cukup serius kepada para pelaku vendor pernikahan di provinsi Bengkulu. Maka dari itu, di era kebiasaan baru para vendor melakukan langkah strategis dan traktis sesuai protokol kesehatan (prokes) agar kembali dapat beraktivitas.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan pada era kebiasaan baru perlu dilakukan strategi yang baik, agar masyarakat teredukasi dalam melaksanakan kegiatan resepsi pernikahan.
Oleh sebab itu, langkah kumpulan vendor pernikahan mensimulasikan acara resepsi sesuai dengan prokes perlu didukung ke depannya.
“Dengan simulasi ini, dapat mengedukasi masyarakat dalam melaksanakan resepsi pernikahan di era kebiasaan baru,” ujar Gubernur Rohidin usai hadiri Simulasi Pelaksanaan Resepsi Pernikahan New Normal di Pondok Palm Bumi Ayu, Minggu (24/1).
“Panduan yang disajikan sudah sangat jelas sesuai protokol kesehatan mulai dari awal hingga akhir, nanti akan dibuat dalam bentuk audio visual atau iklan layanan masyarakat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rohidin mengatakan bahwa pelaksanaan resepsi pernikahan di era kebiasaan baru punya konsekuensi logis, seperti kebutuhan atas tenaga ekstra dan biaya tambahan. Karena harus ada WO (Wedding Organizer) yang betul-betul paham, bertanggung jawab sesuai prokes. Selain itu, pihak tuan rumah juga perlu menyiapkan sarana prasarana sesuai standar prokes yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Pelaksanaan resepsi di era kebiasaan baru ini perlu dilakukan secara berkaitan, mulai tuan rumah yang harus mewajibkan aturan prokes, pihak WO yang paham akan prokes, hingga kesadaran tamu undangan agar tetap mematuhi prokes. Jika 3 komponen ini dilakukan, resepsi pernikahan dapat dilaksanakan. Ditambah, pendampingan dari satgas covid ataupun aparat keamanan,” terang Rohidin.
Sementara itu, menurut perwakilan Asosiasi Vendor Pernikahan Bengkulu, Sinarman Jaya, jumlah vendor di Provinsi Bengkulu mencapai 1.500 vendor, dengan total jumlah pekerja lebih dari 4.500 orang. Mereka terdiri dari jasa dekorasi pelaminan, penyewaan tenda, catering, penata rias, orgen tunggal, master ceremony (MC), videografer dan fotografer, serta masih banyak lagi.
“Alhamdulillah hari ini kami dari asosiasi jasa pernikahan mendapat respon yang sangat positif dari bapak Gubernur. Simulasi tadi menjadi role model, acara resepsi yang dilaksanakan sesuai protokol kesehatan. Kami berkomitmen, dan mengharapkan sinergi yang baik dari masyarakat, agar pelaksanaannya nanti berjalan dengan lancar,” ucap Jaya.