Kopi merupakan produk unggulan provinsi Bengkulu. Sejak 4 tahun terakhir, pemerintah mendorong kopi Bengkulu agar bersaing dan lebih dikenal halayak luar.
Bukan tanpa alasan. Lantaran Bengkulu merupakan penghasil kopi Robusta ketiga di Indonesia. Dikenal sebagai segitiga Robusta namun namanya kalah dengan Lampung dan Sumatera Selatan.
Sejak pandemi Covid-19 melanda, kopi Bengkulu meredup. Bahkan petani hingga UMKM kopi di Bengkulu harus rela kehilangan pendapatan berbulan-bulan lamanya. Tak bisa berbuat banyak ketika hasil panen dan produk-produknya tak dapat terjual lantaran dampak musibah global.
Namun pemerintah tak tinggal diam. Penyelamatan petani dan UMKM agar kembali produktif dan tetap semangat menjalani tatanan kehidupan baru terus dilakukan.
Mulai dari pemberian bantuan langsung, akses permodal hingga restrukturisasi pinjaman di industri perbankkan. Semua dilakukan agar UMKM terdampak dapat tetap bertahan di masa-masa sulit dan kembali bangkit.
Fasilitasi dan pendampingan semasa tren covid-19 masuk puncak- puncaknya di Indonesia, juga dilakukan. “Bantuan program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) sangat membantu petani dan UMKM kopi di Bengkulu,” terang Fauzi Ladesang pemilik rumah produksi kopi usai mengikuti acara pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2020 seri ketiga di gedung Dekranasda Bengkulu, 23/11/2020.
Saat penghasilan terhenti. Sementara kebutuhan hidup terus berjalan. Di sana pemerintah hadir memberikan penyelamatan berupa bantuan tunai 2,4 juta, menurut Fauzi sungguh mengharukan.
Pandemi Covid-19, benar-benar telah merubah pola kehidupan manusia. Mulai dari level paling bawah hingga elit. Tak ada yang bisa mengilak dari musibah global ini.
Semua lini kehidupan terdampak. Parahnya lagi, kita dihadapkan pada sebuah pilihan sangat sulit antara mengutamakan kesehatan atau ekonomi. Ibarat dua sisi mata uang, keduanya tidak dapat dipisahkan.
“Saya tidak terbayang bagaimana UMKM yang akhirnya memilih gulung tikar lantaran sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan operasionalnya,” ungkap asesor kopi ini dengan mata berkaca-kaca.
Kebijakan dan program pemerintah sangat membantu saat perekonomian sama sekali tidak berjalan di masyarakat bawah. Sementara biaya hidup tidak dapat dihentikan sementara.
“Alhamdulillah, angsuran-angsuran memperoleh keringanan. Bahkan yang putus kerja mendapatkan Kartu Pra Kerja. Jaminan sosial ini mampu menyelamatkan kehidupan dari bertinya roda perekonomian,” terangnya.
Bantuan berupa beras, di awal-awal pandemi sangat bermanfaat kepada masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada pekerjaan harian. “Kita harus bangkit dari keterpurukan ini. Menatap masa depan lebih baik. Mari berinovasi tingkatkan lagi produktivitas. Lawan covid dengan gaya hidup sehat,” pungkasnya.
Begitu juga disampaikan Uli, pemilik Cafe Shop AnakTu di Bengkulu, memilih bertahan hidup dari tabungan sekedarnya selama 4 bulan lamanya. Untuk biaya hidup serta tanggunan bulanan lainnya.
Cafe Shop AnakTu, merupakan tempat usaha yang berada di dalam salah satu hotel di Bengkulu ini terpaksa tutup beberapa bulan lantaran pihak hotel berhenti beroperasi sementara untuk menerapkan strategi baru atau era adaptasi kondisi covid-19.
“Bisnis kopi lesu bahkan sempat terhenti beberapa bulan. Adanya bantuan dari presiden sangat terasa manfaatnya. Ibarat lagi jalan di padang sahara, menemukan mata air,” kisahnya.
Program-program pendukung PEN hampir merata sampai pada yang benar-benar membutuhkan. Tidak hanya berupa bantuan material saja. Namun juga ada berupa meningkatan skill di dunia perkopian yang pernah digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI di Bengkulu.
Sejak beberapa bulan terakhir, bisnis kuliner kopi Bengkulu mulai bergairah lagi. Setelah diperlakukannya protokol kesehatan (Prokes) untuk dunia usaha, masyarakat kembali tidak takut berbelanja atau bahkan nongkrong di kedai-kedai kopi.
Oleh karena itu, kita harus optimis, pandemi Covid-19 akan segera berakhir. Kabar gembira ini datang lantaran telah ditemukan vaksin. Mulai 2021 awal akan dilakukan vaksinasi massal.
Sambil menunggu vaksinasi, masyarakat dituntut untuk mengatur keuangannya agar produktif selama pandemi. Karena covid-19, tidak dapat diperkirakan kapan akan berakhir. Sehingga dibutuhkan strategi atau menajemen keuangan yang baik.
Ahli ekonomi, Prof Emil Salim mengingatkan kepada kita semua untuk membuat skala prioritas dalam hidup. Hal ini untuk menjaga kondisi keuangan selama pandemi corona.
Seperti pola konsumsi yang kurang penting dan tidak menyangkut kelangsungan hidup agar dapat dikurangi bahkan dihentikan sementara waktu.
Di masa pandemi saat ini, tambah Prof Emil, uang dan arus penerimaan seseorang umumnya dalam kondisi terbatas. Karena itu perlu mengutamaan hal-hal yang berkaitan dengan kelangsungan hidup seperti kebutuhan pangan, obat-obatan dan pendidikan.
Adapun untuk biaya pendidikan, diperlukan sebagai asupan untuk otak agar dapat terus berkembang di masa-masa sulit.
Maka dari itu, mari disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan (pakai masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan) agar hidup sehat agar Indonesia sehat, ekonomi bangkit.
Penulis : Ujang Martin AP/Kominfotik Provinsi Bengkulu