Kemarin pulang ke Manna terus ke Seginim beli beras buat stok di toko. Saat ini hamparan di sepanjang Seginim sedang panen dan alhamdulillah panen tahun ini baik hasil maupun kualitas berasnya lebih bagus.
Dalam perjalanan pulang singgah di lesehan yang agak jauh dari perkampungan penduduk dan mungkin di atas 7 kilo meter dari kota Manna. Tempat ini disebut Aiak Nelengau. Di pinggir sungai besar bernama Nelengau itulah berjejer lesehan yang jual nasi dengan konsep masih berbungkus daun pisang, bahasa setempatnya disebut nasi be ibat. Ternyata di saat jam makan siang lesehan ini penuh. Dan makan di lesehan ini memang terasa enak. Pantan ramai.
Siapa yang mendatangkan orang untuk makan ke lesehan Aiak Nelengau ini? Jawabnya Allah. Berjejer mobil yang entah dari mana datangnya untuk makan disini. Apa ini bukan sebagai bukti bahwa rezeki memang Allah yang mendatangkannya. Ada baiknya pemilik lesehan berfikir untuk membangun mushalla kecil dan nyaman untuk yang datang makan ke tempat tersebut, disamping buat pengunjung juga buat pengelola lesehan sepanjang Aiak Nelengau. Jangan sampai bertahun-tahun setiap hari Allah beri rezeki tetapi lupa ibadah apalagi shalat 5 waktu. Jika ada mushalla yang bersih dan indah barangkali akan lebih banyak dan lebih nyaman lagi berkunjung ke tempat ini. Wallahu’alam.
Pagar Dewa, 30042024
Salam Ujh