Bengkulu, jurnalisbengkulu.com – Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, dengan keuntungan dan kemudahan yang ditawarkannya, media sosial juga membawa dampak negatif yang perlu kita sadari dan hadapi. Terutama dalam menyikapi lonjakan hoaks, kekerasan, dan kejahatan di dunia teknologi informasi.
Hoaks dapat menyesatkan masyarakat, menciptakan kebingungan, dan bahkan memicu konflik. Oleh karena itu, penting bagi pengguna media sosial untuk menjadi cerdas dalam menyaring dan memverifikasi informasi sebelum membagikannya.
Selain hoaks, media sosial juga rentan menjadi tempat berkembangnya kekerasan dan kejahatan. Konten agresif, pelecehan daring, pergaulan bebas dan ancaman cyber semakin sering terjadi di platform-platform media sosial.
Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik melaksanakan Sharing Session Pengaruh Media Sosial yang berdampak pergaulan bebas di kalangan Pelajar SMA/SMK Kota Bengkulu. Diantaranya, SMAN 4 Kota Bengkulu, SMAN 5 Kota Bengkulu, SMAN 7 Kota Bengkulu, SMKN 1 Kota Bengkulu dan SMKN 7 Kota Bengkulu.
Usin Abdisyah Putra Sembiring SH selaku Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu yang fokus peduli kepada Gen Z, pada kesempatan ini memberikan edukasi kepada pelajar untuk lebih berhati-hati dalam berinteraksi online.
“Hari ini kembali saya memberikan warning pada Gen Z terkait dampak negative Media Sosial termasuk antisipasi yang harus dilakukan mereka karena maraknya Hoax dan Kekerasan dan kriminalitas Tekhnologi Informasi,” ujar Usin Abdisyah Putra Sembiring SH saat mengisi materi pada acara tersebut, Selasa (5/10/2024).
Selanjutnya, dalam menghadapi dampak negatif media sosial, Pemerintah Provinsi Bengkulu mengedepankan pendidikan dan kesadaran. Penting bagi individu, terutama generasi muda, untuk dilatih dalam literasi digital dan kritis. Kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan menilai informasi secara objektif akan membantu dalam menangkal penyebaran hoaks dan memahami dampak dari konten agresif di media sosial.
Selain itu, regulasi dan kebijakan yang ketat mulai dibenahi untuk mengurangi dampak negatif media sosial. Namun tidak hanya itu, Pemerintah, platform media sosial, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menciptakan lingkungan online yang aman dan positif. Langkah-langkah preventif seperti kampanye anti-hoaks, pelatihan literasi digital, dan penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan online dapat membantu mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh media sosial.(ADV/M4)